Kota Ramadi, Irak, jatuh ke tangan kelompok bersenjata yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS, menyusul ditarik mundurnya pasukan pemerintah Irak, kata para pejabat.
Sesudah berhari-hari pertempuran sengit, polisi dan militer mundur dalam keadaan kacau balau.
Namun AS masih menyangkalnya, dan mengatakan bahwa situasinya masih "cair dan simpang siur" dan bahwa terlalu dini untuk membuat "pernyataan definitif."
Ramadi adalah ibukota provinsi Irak terbesar, Anbar, dan jaraknya hanya 112 km di barat Baghdad,Sebuah pernyataan yang diduga berasal dari ISIS mengatakan bahwa petarung mereka telah "membersihkan kota." Disebutkan, ISIS telah mengambil alih pangkalan militer Brigade ke-8, lengkap dengan tank dan peluncur rudal yang ditinggalkan tentara.
Seorang sumber BBC di kantor gubernur Anbar menyebut, Ramadi kini sepenuhnya telah dikuasai ISIS, dan semua prajurit pemerintah sudah ditarik mundur.
Perdana Menteri Haider al-Abadi memerintahkan tentara untuk tetap berada di tempat, dan mengatakan ia telah mengirim milisi Syiah ke kota itu.
!break!Kehabisan amunisi
Namun seorang perwira militer menegaskan kepada BBC bahwa sebagian besar tentara telah ditarik mundur ke sebuah pangkalan militer di kota Khalidiya, arah timur dari Ramadi.
Tentara pemerintah kehabisan amunisi dan tak mampu membendung serangan besar-besaran ISIS, kata perwira yang tak bisa disebut namanya itu.
Gambar-gambar video di media sosial memperlihatkan kendaraan militer dengan tentara bergelantungan di kedua sisinya, meninggalkan Ramadi.
Laporan menyebutkan, tentara Irak menyingkir menyusul serangan-serangan bom bunuh diri dengan mobil, hari Minggu (17/5).
Empat serangan bom yang hampir bersamaan dilancarkan terhadap polisi yang mempertahanan kawasan Malaab di selatan Ramadi. Tak berapa lama kemudian, tiga serangan bom bunuh diri dilancarkan dengan mobil penuh berisi peledak yang ditabrakan ke gerbang markas besar militer provinsi itu, Komando Operasi Anbar, papar seorang perwira.
Sebelumnya PM Haider el-Abadi menyerukan pasukan-pasukan pro pemerintah untuk "tetap di posisi masing-masing dan mempertahankannya dan tidak membiarkan Daesh (sebutan lain untuk ISIS) untuk merebut kawasan lebih luas di Ramadi."