Baca Juga: Sarang Ribuan Lebah Raksasa Asia Dimusnahkan di Amerika Serikat
Suara antipredator berbeda dari suara yang sebelumnya telah diamati di koloni, termasuk desis dan sinyal berhenti. Sinyal yang baru ditemukan ini keras dan tidak teratur, frekuensinya berubah secara tiba-tiba. Mirip dengan alarm yang menarik perhatian, jerit ketakutan dan panic calls yang dilakukan primata, burung, dan meerkat sebagai respons terhadap pemangsa.
Selain memperingatkan sarang tentang kedatangan lebah raksasa, sinyal ini membuat jumlah lebah di pintu masuk sarang bertambah dan dimulainya tindakan pertahanan diri, meliputi penyebaran kotoran hewan di pintu masuk untuk mengusir lebah besar dan membentuk bola lebah untuk membunuh lebah besar yang menyerang secara kolektif.
“Lebah terus berkomunikasi satu sama lain, di kala baik maupun buruk, tetapi pertukaran sinyal antipredator sangat penting selama saat-saat mengerikan, ketika mengerahkan (lebah) pekerja untuk pertahanan koloni sangat penting,” jelas para peneliti.
Profesor Gard Otis, peneliti di University of Guelph yang turut terlibat dalam studi ini mengatakan penelitian ini menunjukkan betapa luar biasanya sinyal kompleks yang dihasilkan oleh sarang lebah asia. Namun, masih ada banyak yang harus dipelajari.
Tim juga memperhatikan bahwa ketika lebah membuat suara ini mereka mengangkat perutnya, mengepakkan sayap dan berlari dengan panik sambil mengeluarkan kelenjar Nasonov yang mengeluarkan feromon. Perilaku lebah menunjukkan bahwa mereka menghasilkan berbagai jenis informasi untuk mendapatkan perhatian teman-temannya.