Mengintip Academy Museum of Motion Pictures, Luar Biasa Canggih

By Fikri Muhammad, Jumat, 12 November 2021 | 12:00 WIB
Instalasi imersif oleh Pedro Almodóvar adalah penghenti pertunjukan sejati. (Joshua White, JWPictures/©Academy Museum Foundation)

Apakah museum benar-benar memenuhi janjinya untuk menjadi rumah definitif bagi seni dan ilmu perfilman? (Joshua White, JWPictures/©Academy Museum Foundation)

Galeri Sejarah Academy Awards bersinar dalam warna emas dan karpet merah merah. (SMITHSONIAN)

Pada tur pers beberapa waktu lalu, Jackie Mansky justru melihat bahwa museum ini adalah suara dan platform baru untuk melihat masa depan. Museum ini telah menciptakan daya tarik untuk merayakan dan memamerkan sebagian besar film harta karun ikonik dan mengambul bagian dalam percakapan budaya yang terjadi di luar mereka.

Sebuah galeri pembuatan The Wizard of Oz salah satu contoh terbaiknya dengan menampikan kostum, desain set, rambut dan rias wajah, pada mahakarya 1939.

Kemudian ada juga Monumen Nasional Gunung Rushmore setinggi 34 kaki yang muncul dalam Alfed Hitchcok's by Northwest, cocok untuk orang-orang berswafoto. Ruangan itu menggunakan set piece yang terkenal, sebagai cara untuk mengontekstualisasikan seni dan kerajinan di balik sejarah perebutan Gunung Rushmore antara orang Lakota, Cheyenne, dan Arapaho. 

Koleksi museum termasuk (Joshua White, JWPictures/©Academy Museum Foundation)

Monumen Nasional Gunung Rushmore setinggi 34 kaki yang muncul di babak terakhir Alfred Hitchcock's North by Northwest digunakan untuk mengontekstualisasikan seni dan kerajinan yang sekarat dari latar belakang dan untuk membahas sejarah yang diperebutkan Gunung Rushmore. (Joshua White, JWPictures/©Academy Museum Foundation)

Baca Juga: Piala Oscar Cuma Serharga Satu Dollar dan Fakta Lain yang Mengikutinya

Pengunjung tidak akan meninggalkan museum dengan narasi sinema tunggal. Sebaliknya, tujuannya adalah untuk membingkai ulang cara mereka mempertimbangkan film secara keseluruhan. 

Tidak seperti kebanyakan museum, yang secara mengejutkan dibatasi dengan penggunaan teknologinya, museum unu membeli ruang yang lebih terbuka bagi para pengunjung untuk menjelajahinya. Terutama di tiga galeri yang dikhususkan untuk "Menciptakan Dunia dan Karakter" di mana animasi, efek khusus dan visual, serta genre sci-fi, horor, dan fantasi mendapat sorotan. 

Museum ini mungkin tidak ingin pengunjung terlalu bernostalgia dengan masa lalu sinema. Semakin lama berada di sini, museum ini justru menceritakan kisah optimis, memimpikan seperti apa masa depan industri ini.

Berbaring di rumput palsu di bawah langit yang dilukis dengan tangan, pengunjung dapat membenamkan diri dalam dunia animator dan sutradara legendaris Hayao Miyazaki (Joshua White, JWPictures/©Academy Museum Foundation)