Apakah orang-orang yang malang ini semuanya terbunuh pada saat yang sama selama bencana alam atau perang? Mayat-mayat itu mungkin telah ditemukan berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun setelah peristiwa yang merenggut nyawa mereka, yang akan menjelaskan mengapa tulang mereka rusak akibat sinar matahari. Mereka mungkin juga telah terseret dari kuburan sebelumnya oleh banjir dan ditempatkan di kuburan lain setelah tulang-tulang mereka ditemukan.
Meskipun ada beberapa tulang yang bercampur, beberapa upaya tampaknya telah dilakukan untuk menyatukan kembali kerangka-kerangka tersebut. Mayat-mayat itu ditemukan terbungkus kain dan telah ditempatkan dalam posisi duduk. Ini menunjukkan bahwa bangsa Chimu memang berhati-hati saat menguburkan orang-orang mereka yang telah mati, mungkin sebagai persiapan untuk masuknya mereka ke dunia berikutnya, kata arkeolog Sinthya Cueva seperti diberitakan Ancient Origins.
Baca Juga: Tradisi Persembahan Kuno, Ayah Kurbankan Anaknya untuk Para Dewa

Baca Juga: Penemuan Kepala Dewi Cinta dan Dewa Ekstasi di Kota Kuno Aizanoi
Chan Chan yang menjadi tempat penemuan ini adalah ibu kota Chimor, nama untuk kerajaan Chimu yang memerintah wilayah tersebut pada era pra-Inca. Kota ini dibangun sekitar tahun 850 Masehi di sepanjang pantai utara Peru, di lokasi yang tidak jauh dari kota modern Trujillo.
Kota kuno ini diakui sebagai salah satu situs arkeologi terpenting di Amerika. Kota ini menyimpan reruntuhan kuno seluas 36 kilometer persegi yang ditinggalkan orang-orang kerajaan Chimor ketika ditaklukkan oleh tentara Inca yang menyerang. Kota kuno ini sempat berkembang antara tahun 900 Masehi 1470 Masehi sebelum akhirnya ditinggalkan dan terbengkalai.
Para ilmuwan dan turis yang datang ke Chan Chan dapat menjelajahi sisa-sisa kuil piramida kuno dan istana yang luas. Selain itu, di kota ini juga situs waduk yang dibangun dengan mengesankan, yang semuanya dibangun dari batu bata lumpur.