Lubang Hitam Ditemukan Sembunyi dalam Gugus Bintang di Luar Bimasakti

By Wawan Setiawan, Minggu, 14 November 2021 | 16:00 WIB
Ilustrasi seniman tentang lubang hitam di NGC 1850 yang mendistorsi bintang pendampingnya. (ESO/M. Kornmesser)

Deteksi di NGC 1850 menandai pertama kalinya sebuah lubang hitam ditemukan di sekelompok bintang muda yang mana diketahui bahwa gugus tersebut baru berusia sekitar 100 juta tahun, bisa dikatakan sekejap mata pada skala astronomi.

Akan tetapi, dengan menggunakan metode dinamis mereka di gugus bintang yang sama dapat mengungkap lebih banyak lubang hitam muda dan menjelaskan bagaimana mereka berevolusi. Dengan membandingkannya dengan lubang hitam yang lebih besar dan lebih matang di gugus yang lebih tua, maka para astronom akan dapat memahami bagaimana benda-benda ini tumbuh dengan memakan bintang atau bergabung dengan lubang hitam lainnya. Selanjutnya, memetakan demografi lubang hitam di gugus bintang meningkatkan pemahaman kita tentang asal usul sumber gelombang gravitasi. Untuk melakukan pencarian mereka tersebut, tim peneliti menganalisa data yang telah dikumpulkan selama dua tahun dengan Multi Unit Spectroscopic Explorer (MUSE) yang dipasang di VLT ESO, yang terletak di Gurun Atacama Cili.

Extremely Large Telescope (ELT) ESO bukaan 39 meter di dalam penutupnya. Instrumen tersebut akan menjadi teleskop optik dan inframerah yang ditempatkan di Cerro Armazones di Gurun Atacama Chili, 20 kilometer dari Teleskop Sangat Besar ESO di Cerro Paranal. (ESO/L. Calçada)

“MUSE memungkinkan kami untuk mengamati area yang sangat ramai, seperti wilayah terdalam dari gugus bintang, menganalisis cahaya setiap bintang di sekitarnya. Hasil akhirnya adalah informasi tentang ribuan bintang dalam satu bidikan, setidaknya 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan instrumen lainnya,” kata rekan penulis Sebastian Kamann, pakar MUSE lama yang berbasis di Institut Penelitian Astrofisika Liverpool.

Baca Juga: Untuk Pertama Kalinya, Astronom Melihat Bagian Belakang Lubang Hitam

Ini memungkinkan tim untuk melihat bintang aneh yang gerakan anehnya menandakan keberadaan lubang hitam. Data dari Eksperimen Lensa Gravitasi Optik Universitas Warsawa dan Teleskop Luar Angkasa Hubble NASA/ESA juga turut membantu mereka untuk mengukur massa lubang hitam dan mengonfirmasi temuan mereka tersebut. Belum lagi, dengan adanya Extremely Large Telescope (ELT) ESO di Cili, yang nanti akan mulai beroperasi akhir dekade ini, akan memungkinkan para astronom menemukan lebih banyak lagi lubang hitam yang tersembunyi.

“ELT pasti akan merevolusi bidang ini. Ini akan memungkinkan kita untuk mengamati bintang yang jauh lebih redup di bidang pandang yang sama, serta untuk mencari lubang hitam di gugus bola yang terletak pada jarak yang super jauh lagi,” kata Saracino, dengan sangat antusias.