Tetapi secara hampir bersamaan lahir pula kritikan dan penolakan terhadap istilah Islam Nusantara, yang diwarnai perdebatan keras terutama melalui media sosial atau dalam diskusi terbuka.
Secara garis besar, penolakan pada istilah Islam Nusantara karena istilah itu seolah-olah mencerminkan bahwa ajaran Islam itu tidak tunggal.
!break!
Hizbut Tahrir mempertanyakan
Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia juga mempertanyakan sikap yang memperhadapkan konsep Islam Nusantara dengan Islam di Timur Tengah yang dianggap tidak tepat.
"Agak kurang fair kalau membandingkan Timur Tengah sekarang dengan Indonesia pada tahun 2015," kata Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Ismail Yusanto, Minggu (14/6) malam.
Menurutnya, yang terjadi saat ini di sejumlah negara di wilayah Timur Tengah, misalnya Suriah, adalah proses perlawanan melawan penguasa lalim.
"Ini minus persoalan ISIS yang mencoreng peradaban Islam, spirit perubahan dan perlawanan Islam itu ada di Timur Tengah saat ini. Ingat fenomena Arab Spring," jelasnya.
Dia juga menyebut tidak ada perbedaan antara Islam di Indonesia dan Timur Tengah dalam kerangka "melawan penguasa diktator".
"Resolusi Jihadnya Hasyim Ashari (pendiri NU) di tahun 1945, 1949, itu 'kan beliau mendapat inspirasi resolusi Jihad 'kan dari Islam. Dan beliau mengkajinya dari sumber Timur Tengah," kata Ismail.
!break!
Model Islam Nusantara dibutuhkan