Proses Kristenisasi dan Islamisasi Sulawesi Selatan yang Beriringan

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 18 November 2021 | 16:00 WIB
Sultan Hasanuddin dimakamkan di komplek makam Raja Gowa. Ada cerita panjang penyebaran agama Islam dan Kristen di Sulawesi Selatan yang berlangsung damai. (Gloria Samantha)

Nationalgeographic.co.id - Ada tiga ulama penyebar Islam di Sulawesi Selatan yang berasal dari Sumatra Barat, yakni Datuk ri Bandang, Datuk ri Tiro, dan Datuk ri Patimang, yang kemudian disebut Dato Tallua. Penyebaran yang mereka lakukan terjadi pada abad ke-17.

Memang betul ketiga datuk itu penyebar agama dan memberikan pengaruhnya hingga membuat berbagai kerajaan dan masyarakat adat di Sulawesi Selatan masuk Islam. Tetapi, menurut Agussalim dalam buku Suplemen Materi Ajar: Prasejarah-Kemerdekaan di Sulawesi Selatan, sebenarnya penyebaran agama Islam sudah ada jauh sebelum itu. Bersamaan dengan itu juga agama Kristen ternyata sudah disebarkan jauh sebelum mereka.

"Anggapan ini (penyebaran Islam lewat Dato Tallua) kurang tepat karena sebelum kedatangan ketiga ulama tersebut telah terdapat masyarakat Muslim di daerah ini, bahkan mereka harus bersaing dengan bangsa Barat yang berusaha menanamkan pengaruh agama Kristen," tulisnya.

"Di kerajaan Gowa, pedagang Muslim dan misionaris Kristen boleh dikatakan datang hampir bersamaan, meskipun penerimaan dan penyebaran kedua agama ini tidak bersamaan."

Agama Kristen sebelum tiga datuk itu telah diterima di kerajaan Suppa dan Siang, sementara Islam berhasil mendapatkan tempat di Gowa. Kedua agama disebarkan secara damai oleh misionaris dari kolonial Eropa dan pedagang dari kepulauan Nusantara lainnya atau Arab.

Halaman berikutnya...