Pemimpin Dunia Berjanji Memulihkan Ekosistem di COP26, Mungkinkah?

By Ricky Jenihansen, Selasa, 16 November 2021 | 14:00 WIB
Restorasi tanpa mempertimbangkan pemilik tanah, adat istiadat setempat berisiko gagal. (Mariana Y. Peday / Universitas Hasanudin)

Nationalgeographic.co.id—Negara-negara di dunia berjanji untuk memulihkan ekosistem berdasarkan komitmen global di COP 26, Glasgow, Skotlandia. Komitme global untuk menanam pohon untuk melawan perubahan iklim di sambut baik. Tapi dari mana hal itu akan dimulai? Dan mungkinkah negara-negara di dunia bisa melakukannya?

Seperti diketahui, COP atau Coference of The Parties, adalah forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara untuk membicarakan perubahan iklim dan bagaimana negara-negara di dunia berencana untuk menanggulanginya. Forum tersebut sebagai pengambil keputusan tertinggi dari konferensi tahunan United Nations Framework Convention on Climate Change. COP pertama kali diresmikan dan ditandatangani pada tahun 1992 selama KTTP Bumi di Rio de Janeiro, Brazil.

Hingga saat ini, telah ada 25 COP sebelumnya yang sebagian besar membicarakan perubahan iklim dengan mengurangi emisi, membatasi kenaikan suhu global, alih teknologi dan dukungan dana untuk negara berkembang sebagai upaya mengurangi efek perubahan iklim. Sekarang, di COP 26, negara-negara di dunia kembali berjanji untuk melawan perubahan iklim dengan cara memulihkan ekosistem.

Lanskap sehat yang dapat menyerap karbon yang menyebabkan bumi memanas dari atmosfer dan menyimpannya di dalam hutan dan tanah adalah salah satu teknologi terbaik yang belum pernah ada untuk membelokkan Kurva Keeling ke arah yang baru. Kurva Keeling grafik yang menunjukkan perubahan karbon dioksida secara musiman dan tahunan pada atmosfer Bumi, berdasarkan penelitian lanjutan yang dilakukan di Observatorium Mauna Loa di Hawaii.