Nationalgeoraphic.co.id—Sebuah studi baru yang dipimpin oleh para peneliti di Georgia State mengungkapkan informasi baru yang mengejutkan tentang hubungan antara aktivitas neuron dan aliran darah jauh di dalam otak, serta bagaimana otak dipengaruhi oleh konsumsi garam.
Ketika neuron diaktifkan, biasanya menghasilkan peningkatan cepat aliran darah ke daerah tersebut. Hubungan ini dikenal sebagai kopling neurovaskular, atau hiperemia fungsional, dan terjadi melalui pelebaran pembuluh darah di otak yang disebut arteriol. Pencitraan sumber daya magnetik fungsional (fMRI) didasarkan pada konsep kopling neurovascular di mana para ahli mencari area aliran darah yang lemah untuk mendiagnosis gangguan otak.
Namun, penelitian sebelumnya tentang kopling neurovaskular terbatas pada area superfisial otak (seperti korteks serebral) dan sebagian besar ilmuwan telah meneliti bagaimana aliran darah berubah sebagai respons terhadap rangsangan sensorik yang berasal dari lingkungan (seperti rangsangan visual atau pendengaran). Sedikit yang diketahui tentang apakah prinsip yang sama berlaku juga untuk daerah otak yang lebih dalam yang selaras dengan rangsangan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri, yang dikenal sebagai sinyal interoseptif.
Untuk mempelajari hubungan ini di daerah otak dalam, tim ilmuwan interdisipliner yang dipimpin oleh Dr. Javier Stern, profesor ilmu saraf di Negara Bagian Georgia dan direktur the university's Center for Neuroinflammation and Cardiometabolic Diseases, mengembangkan pendekatan baru yang menggabungkan teknik bedah dan neuroimaging mutakhir. Tim fokus pada hipotalamus, wilayah otak dalam yang terlibat dalam fungsi tubuh penting termasuk di antaranya minum, makan, pengaturan suhu tubuh, dan reproduksi.
Halaman berikutnya...