Potret Kelam Paviliun Irak di Festival Seni Venesia

By , Jumat, 19 Juni 2015 | 18:00 WIB

Ambil contoh saja lukisan cat cair pelukis muda kelahiran tahun 1986, Haider Jabbar, yang brutal dan menghantui.

Dilukis berdasarkan ingatan seniman ini tentang kejadian mengejutkan yang ia saksikan, tercipta serangkaian lukisan kepala terpenggal sejumlah pemuda yang sebagian besar tertutup matanya, berdarah.

Masing-masing mewakili korban yang berbeda dari konflik yang melanda Irak dalam beberapa tahun ini, dan Jabbar berencana melukis 2,000 buah.

Digantung pada dinding istana abad ke-16 yang indah di pinggir Grand Canal Venesia, karya seni ini terlihat dingin, mengingatkan tentang perlunya segera didapat jalan keluar damai bagi konfik Timur Tengah.

Meskipun Jabbar akhirnya terpaksa meninggalkan tanah airnya karena konflik, pria yang menjadi pengungsi Turki ini tetap akrab dengan keadaan kehidupan seniman di Irak.

"Tidak mudah bekerja sebagai seniman kontemporer di Irak," kata Jabbar lewat email.

"Tetapi bertahan hidup adalah tantangan terbesar."

Akam Shex Hadi

Invisible Beauty juga memamerkan fotografi Irak.

Lewat serangkaian 28 foto baru hitam putih yang khusus dibuat untuk paviliun Irak, Akam Shex Hadi, kelahiran tahun 1985, menampilkan foto warga Irak yang kehilangan tempat tinggal berdiri di depan berbagai latar belakang.

Masing-masing foto juga dilengkapi selembar kain hitam yang "mengulari" komposisi dan mengelilingi subjek foto seperti tali tiang gantung. Menurut Shex Hadi, tali hitam tersebut mewakili bendera ISIS.

Ketika Ruya Foundation for Contemporary Culture menghadapi kritik karena hubungannya dengan dinasti Irak yang kontroversial, paviliun negara itu menampilkan pameran yang disambut positif.