PBB Tetapkan 21 Juni Sebagai Hari Yoga Internasional

By , Sabtu, 20 Juni 2015 | 13:00 WIB

India akan menyelenggarakan sesi yoga di 192 negara setelah PBB menyetujui saran Perdana Menteri Narendra Modi untuk menjadikan 21 Juni Hari Yoga Internasional. 

Pemerintah ingin memperlihatkan yoga sebagai hadiah dari India untuk seluruh dunia, namun kontroversi muncul karena sebagian kelompok Muslim memprotesnya sebagai upaya untuk mempromosikan agenda nasionalis Hindu.

Ketika Arun Pandala mulai mengajar tiga kelas yoga seminggu tahun 2004 di distrik bisnis Gurgaon dekat New Delhi, yoga belum populer. Hal itu berubah secara dramatis dalam dekade terakhir dan Pusat Yoga Sivananda Yoga Center yang turut ia dirikan sekarang membuka 14 kelas sehari.

Pandala, yang mulai berlatih yoga setelah berhenti dari pekerjaannya di bidang periklanan dan pemasaran yang memberikan tekanan tinggi, tidak heran melihat peningkatan jumlah praktisi yoga di India dan beberapa negara Barat.

"Tinggal di perkotaan sangat membuat stress. Jadi orang-orang mencari alternatif untuk mengurangi stress dan juga secara umum meningkatkan kesehatan," ujar Pandala.

Dengan konsep itulah pemerintah ingin memamerkan yoga ketika mengerahkan hampir 35.000 tokoh senior, tentara, pelajar dan yang lainnya untuk melakukan gerakan-gerakan yoga di sepanjang jalan raya Rajpath di New Delhi hari MInggu, sebagai praktik kuno India yang mendorong kesehatan.

Pemerintah juga ingin mengklaim yoga kembali dan membuat dunia melihatnya sebagai bagian dari warisan budaya yang kaya di India. 

Jalan Menuju Kedamaian

Menteri Luar Negeri Sushma Swaraj mengatakan tujuan India mempromosikan yoga adalah untuk mengarahkan dunia yang penuh konflik ini ke jalan perdamaian.

Swaraj mengatakan yoga adalah 'soft power' yang dapat digunakan India untuk menyatukan dunia dan mengakhiri peningkatan tren kekerasan.

Perdana Menteri Modi, yang memulai rutinitas harinya dengan yoga dan meditasi selama 20 menit, telah secara antusias mendorong yoga sejak ia menjabat tahun lalu.

Ia mengerahkan para pelatih di kantor-kantor pemerintahan dan meminta para pejabat untuk berlatih yoga. Ia menunjuk kementerian khusus untuk yoga dan mendesak sekolah-sekolah untuk mengikuti praktik tersebut. Polisi dan tentara juga melakukan latihan yoga.

Namun upaya-upaya ini telah memicu kemarahan beberapa kelompok Muslim, yang memprotes hal itu sebagai cara baru untuk mempromosikan agama Hindu di negara yang memiliki 180 juta warga Muslim.

Kelompok-kelompok ini mengatakan gerakan 'surya namaskar' atau penghormatan kepada matahari, yang merupakan bagian dari latihan yoga umum, melanggar ajaran Islam karena melibatkan gerakan menundukkan badan ke arah matahari, sementara Muslim hanya menghormat kepada Allah.

Kontroversi

Yogi Adityanath, anggota legislatif kontroversial dari Partai Bharatiya Janata, membakar kontroversi ketika ia mengatakan bahwa mereka yang keberatan dengan surya namaskar harus terjun ke lautan. Namun pemerintah segera menjauhkan diri dari pernyataan-pernyataan semacam itu.

Penyelenggara acara diam-diam menghapus surya namaskar dari acara Minggu, dengan mengatakan bahwa gerakannya sendiri agak sulit.

Mereka mendorong umat Islam untuk ambil bagian dari perayaan-perayaan tersebut, tapi tidak akan ada paksaan untuk bergabung.

Hal tersebut tidak memuaskan Abdul Rahim Qureshi, asisten Sekretaris Jenderal Dewan Hukum Pribadi Muslim India.

Qureshi mengatakan banyak dari gerakan yoga dimulai dengan mantra "hari om" atau "om" yang merupakan bagian agama Hindu. Ia menyebut hal ini penyebaran agama Hindu dan jika tujuannya memang untuk berolahraga, olahraga bisa berbentuk apa saja.

?Para pejabat menyangkal kritikan tersebut dengan mengemukakan bahwa 47 negara Muslim telah turut mensponsori Hari Yoga Sedunia.