Pemerintah Korea Selatan kembali melaporkan dua korban tewas dan tiga kasus baru korban terjangkit penyakit menular mematikan akibat virus korona Sindrom Pernapasan Timur Tengah yang hingga saat ini memakan korban jiwa 27 orang.
Kedua korban tewas terbaru ini berusia 84 dan 87 tahun. Mereka masing-masing dinyatakan tewas pada Minggu (21/6) malam dan Senin (22/6) pagi. Meski begitu, otoritas kesehatan Korsel menambahkan, kedua pria tersebut diketahui juga tengah berjuang melawan penyakit kanker.
Para korban tewas kali ini diketahui terjangkit virus mematikan saat tengah dirawat di pusat medis Samsung di Seoul dan rumah sakit Daecheong, sebelah barat kota Daejeon. Keduanya didiagnosis terjangkit pada 9 dan 12 Juni lalu.
Otoritas kesehatan Negeri Ginseng tersebut juga melaporkan tiga kasus terjangkit baru, yang menjadikan jumlah mereka yang terjangkit menjadi 172 orang, dengan korban tewas berjumlah 27 orang dari total korban terjangkit tadi.
Dua dari tiga pasien terjangkit baru itu adalah pasien rumah sakit Samsung dan pusat medis Universitas Konkuk di Seoul. Seorang lagi adalah pengasuh di rumah sakit Daecheong.
Rumah sakit Samsung adalah fasilitas rumah sakit besar tempat sebanyak 80 pasien, keluarga, dan pekerja medis terinfeksi virus korona Sindrom Pernapasan Timur Tengah (MERS). Operasional rumah sakit itu dihentikan sejak 14 Juni lalu untuk mencegah penyebaran virus.
14 kritis
Hingga saat ini, dilaporkan pula 14 pasien MERS berada dalam kondisi kritis, sementara 50 pasien lainnya dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang. Akhir pekan lalu, tujuh pasien lain yang juga dinyatakan pulih sudah dipulangkan ke rumah masing-masing.
Otoritas kesehatan Korsel memastikan tingkat penyebaran virus mematikan itu sudah semakin melambat sejak dua pekan pertama bulan Juni. Saat itu, jumlah pasien terjangkit memang diketahui mencapai puluhan orang.
Pada Sabtu lalu, Pemerintah Korsel sebetulnya sudah tidak lagi mengumumkan ada temuan baru korban terjangkit. Hal itu berarti dalam 16 hari terakhir, di Korsel sudah sempat tidak lagi ditemukan kasus MERS baru.
Kasus pertama terjadi 20 Mei lalu ketika seorang pria berusia 68 tahun didiagnosis terjangkit setelah pulang dari bepergian ke Arab Saudi. Akibat wabah MERS, sedikitnya 120.000 turis asing membatalkan perjalanan mereka ke Korsel.
!break!
Malaysia berjaga-jaga
Sementara itu, dari Kuala Lumpur, Malaysia, dilaporkan, otoritas terkait negeri itu terus meningkatkan kewaspadaan mereka, terutama terkait dengan upaya pengecekan kesehatan di setiap pintu masuk ke negeri tersebut.
Kewaspadaan itu muncul menyusul laporan kasus baru pasien terjangkit MERS di negara tetangga Thailand, pekan lalu. Kedua negara diketahui memiliki perbatasan darat sepanjang 650 kilometer.
Menurut Wakil Menteri Kesehatan Malaysia Hilmi Yahaya, seperti dikutip kantor berita Bernama, saat ini pihaknya sudah memantau secara ketat suhu tubuh di sejumlah bandar udara. Para pendatang yang baru tiba di negeri itu juga mendapat penjelasan singkat pencegahan virus korona MERS.
Hingga saat ini memang belum ada laporan resmi terkait dengan kasus pasien terjangkit MERS di Malaysia.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Thailand menyebutkan, pada akhir pekan lalu terdata 175 orang terekspos virus penyakit mematikan itu. Penyakit MERS pertama kali ditemukan menjangkiti manusia di Arab Saudi tahun 2012.
Para ahli dan peneliti hingga saat ini masih belum mengetahui dengan pasti asal dari virus tersebut. Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa virus MERS terkait dengan hewan unta.