Nationalgeographic.co.id—Para seniman dan pemahat Mesir kuno mungkin bukan nama-nama besar seperti Michelangelo, Raphael, atau Caravaggio. Namun sebuah studi baru tentang sebuah kuil firaun wanita menunjukkan bahwa para "master seni" Mesir kuno memiliki banyak kesamaan dengan para seniman besar Renaisans.
Alih-alih menjadi pengrajin solo, para pemahat Mesir kuno bekerja dalam tim. Para master berbakat itu mengawasi kru besar yang terdiri atas para pemahat pemula dan asisten lainnya.
Para arkeolog mengatakan pendekatan studi untuk meneliti ribuan pahatan Mesir kuno adalah hal baru dalam Egyptology atau ilmu Mesir kuno. Sebelumnya, Egyptology telah lama hanya berfokus pada interpretasi catatan tertulis. Jadi, studi ini mengungkapkan sisi lain berupa sumber daya dan semangat orang-orang Mesir kuno yang dituangkan ke dalam karya seni mereka.
"Para seniman yang menciptakan semua ini benar-benar terbang di bawah radar Egyptological," kata Dimitri Laboury, seorang ahli Egyptology di University of Liège yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Tetapi para seniman itu adalah tokoh kunci dalam masyarakat yang berinvestasi begitu banyak dalam produksi artistik."
Baca Juga: Seniman-Seniman Lukis Pertama di Dunia Berasal dari Indonesia?
Selama hampir dua abad, para peneliti menganggap dekorasi makam dan kuil bukan sebagai karya seni, tetapi sebagai sumber informasi tentang kepercayaan agama Mesir kuno. Dan para seniman di Mesir kuno tidak menandatangani karya mereka sehingga semakin mendorong mereka ke ranah yang tidak dikenali.
Akibatnya, sedikit yang diketahui tentang para seniman Mesir kuno dan metode mereka. Bukti tekstual mengisyaratkan kehadiran para pemahat dan pelukis Mesir kuno, tetapi jarang informasi mengenai detail pekerjaan mereka atau siapa mereka.
Untuk lebih memahami pekerjaan yang dilakukan untuk mendekorasi kuil Mesir kuno, Anastasiia Stupko-Lubczynska, arkeolog dari University of Warsaw, dan rekan-rekan penelitinya mempelajari kuil Hatshepsut. Hatshepsut adalah firaun wanita yang memerintah Mesir kuno antara tahun 1478 Sebelum Masehi dan 1458 Sebelum Masehi.
Hatshepsut merupakan salah satu dari sedikit firaun perempuan Mesir. Kuilnya, yang membentang 273 meter kali 105 meter, dibangun hampir 3.500 tahun yang lalu di Deir el-Bahari, dekat kota Luxor modern.
Di sebuah ruangan seluas 70 meter persegi di bagian belakang yang dikenal sebagai kapel Hatshepsut, dua dinding sepanjang 13 meter diukir dengan gambar prosesi dari banyak pria yang tampaknya tak berujung membawa persembahan berupa gandum, keranjang burung, dan barang-barang lainnya. Ada 200 gambar yang menempati dua pertiga dari dinding-dinding ruangan kapel tersebut.