Anda kemungkinan dapat membayangkan Yeti, bahkan jika anda belum pernah mengunjungi Himalaya.
Mulai dari Scooby Doo sampai Doctor Who, Tintin dan Monsters, Inc., "Abominable Snowman" seringkali muncul di film, video games dan televisi selama puluhan tahun.
Dalam kebudayaan populer, Yeti berbentuk manusia kera berbulu dan berukuran besar, dengan kaki yang sama besarnya dan gigi setajam pedang.
Bulunya berwarna abu-abu atau putih. Yeti seringkali digambarkan menjelajah pegunungan salju sendirian.
Apakah ada sesuatu di balik tokoh dongeng ini, lebih dari mitos dan imajinasi?
Dalam beberapa tahun terakhir genetika modern digunakan dalam meneliti Yeti Himalaya. Sebagai hasilnya, sekarang kemungkinan kita dapat memecahkan misterinya.
Yeti adalah salah satu "manusia-kera". Di tempat lain di dunia, orang membicarakan dongeng Bigfoot atau Sasquatch.
Bentuk Yeti asalnya dari cerita rakyat. Karakternya adalah bagian kuno yang penting dari legenda dan sejarah Sherpa, masyarakat yang tinggal pada ketinggian rata-rata 12.000 kaki di Nepal timur.
Shiva Dhakal mengumpulkan 12 cerita tradisional dalam bukunya Folk Tales of Sherpa and Yeti, yang di dalam ceritanya, binatang ini selalu merupakan makhluk berbahaya.
!break!Sebagai contohnya, "The Annihilation of the Yeti" adalah tentang Sherpa yang membalas dendam terhadap sekelompok Yeti yang suka menyerang.
Mereka minum alkohol dan berkelahi di depan Yeti agar mereka menirunya dan saling menyerang.
Yang terjadi justru sebaliknya, Yeti yang selamat menyatakan akan balas dendam dan pindah ke puncak gunung serta melanjutkan hidupnya.
Cerita ini memenuhi salah satu tujuan utama cerita rakyat: memberikan pelajaran moral. Terutama memperingatkan masyarakat Sherpa tentang binatang liar yang berbahaya.
"Mungkin, cerita rakyat Yeti digunakan untuk memperingatkan atau kemungkinan terkait moralitas, agar anak-anak tidak pergi jauh dan mereka tetap aman di dalam masyarakatnya," kata Dhakal.