Restorasi Sungai Surabaya dengan Suaka Ikan

By , Kamis, 9 Juli 2015 | 07:00 WIB

"Selalu saja kita tidak bisa menggugat industri. Contohnya adalah baku mutu limbah cair, itu setiap industri berbeda, setiap kabupaten berbeda. Itu disesuaikan dengan kemampuan industri untuk bisa menerapkan teknologi dengan limbah," ungkap alumni Fakultas MIPA, Universitas Airlangga, Surabaya ini.

Dari gambaran seperti itulah, Ecoton kemudian lebih menitikberatkan pada pendekatan negosiasi.

"Jadi kita mengajak semua stake holderprivate sector (swasta) terutama, untuk memikirkan industri harus berjalan, masyarakat harus berjalan, anak-anak kita harus memiliki hak yang sama atas akses sumber daya air dan air yang bersih," tambahnya. .

Karenanya, menurutnya, dunia industri harus mengambil peran memulihkan dan mengurangi perilaku mereka yang mencemari sungai. Salah-satunya bagaimana kita melihat ekosistem itu mampu menjadi habitat perikanan," paparnya lebih lanjut.

!break!

Mengapa suaka ikan

Seperti diberitakan sejumlah media massa, berulangkali muncul kasus kematian ribuan ikan di sungai Surabaya.

Ini adalah contoh nyata betapa pencemaran sungai yang membelah kota Surabaya itu termasuk kategori kronis.

Dan menurut Ecoton, kasus kematian ribuan ikan ini semakin menguatkan ide mereka untuk menaruh perhatian pada dampak ekologis terhadap keberadaan spesies-spesies ikan lokal Kali Surabaya serta kesehatan warga yang tinggal di pinggir sungai, utamanya di kawasan hulu.

"Dulu, lebih muda kita bersahabat dengan sungai, karena merasakan kemanfaatannya secara maksimal. Kalau besok mau masak ikan apa, tinggal lempar pancing, sudah dapat. Sekarang sudah berkurang," kata Anang Syamsul Arifin, seorang warga yang tinggal di dekat bantaran Kali Surabaya, di sebuah desa di Kabupaten Sidoarjo.

"Apalagi kesehatan masyarakat perlu dijaga. Kalau sampai ikan-ikan terkontaminasi atau terkena limbah, itu tidak bagus kesehatan warga di bantaran sungai," tambah Anang.

Di sinilah, Ecoton akhirnya memilih model pendekatan suaka ikan untuk merestorasi Kali Surabaya.

Melalui negosiasi yang panjang dan melibatkan berbagai instansi, model ini didukung pemerintah Jawa Timur, dengan lahirnya Peraturan Gubernur pada Maret 2014 lalu tentang suaka ikan di sebuah ruas Kali Surabaya bagian hulu yang melewati kawasan sembilan desa.

!break!

Butuh peraturan desa

Tetapi mengapa suaka itu diberlakukan di wilayah itu? "Lokasi-lokasi yang banyak itu terdapat di sembilan desa ini," kata Riska Damaryanti adalah aktivis LSM Ecoton sekaligus koordinator program suaka ikan Kali Surabaya.