Bagaimana Bahasa India Masuk ke dalam Khazanah Bahasa Inggris?

By , Selasa, 14 Juli 2015 | 15:15 WIB

Daftar kata-kata Hobson-Jobson menjelaskan sebuah perjalanan panjang kata chili(cabai), yang dicatat sebagai kata Inggris-India untuk merica merah".

Menurut Yule and Burnell, “Tidak ada keraguan nama itu diambil dari Chile di Amerika Selatan, jadi tanaman itu dibawa ke kepulauan Hindia dan kemudian ke India."

!break!

Indera perasa dan kehalusan perasaan

Kata-kata Hindi, Urdu, Tamil, Malayalam, Portugis dan Inggris yang beredar di dunia pada abad ke-16 dan 17, mengungkapkan bagaimana bahasa berubah sepanjang waktu sementara kebudayaan tercipta dan berubah, bagaimana manusia menyesuaikan diri ke keadaan di sekitarnya.

Hal ini diwakili olah tiga kata – shawl (syal), cashmere (kain wol halus) dan patchouli(nilam), yang melakukan perjalanan dari India ke Inggris pada abad ke-18.

"Cashmere kita hubungkan dengan wol dan asalnya dari Kashmir dan wol yang dihasilkan domba Kashmir. Hal ini sangat terkait dengan syal, kata yang berasal dari Persia dan bergerak ke India lewat Urdu dan Hindi, kemudian ke dalam bahasa Inggris," jelas Teltscher.

Shawl masuk ke dalam bahasa Inggris pada abad ke-18 dan 19 karena menjadi bahan mewah yang diidamkan wanita kelas atas."

"Jika Anda memiliki saudara laki-laki yang bekerja untuk East India Company, Anda pasti ingin dia mengirim syal yang dibordir indah. Patchouli terkait dengan shawlkarena parfum dipakai untuk mengatasi serangga, dan akibatnya parfum yang keras baunya ini menjadi populer di Inggris," tambahnya.

Patchouli tidak lama kemudian kehilangan pamornya.

"Begitu abad ke-19 ditinggalkan, patchouli menjadi dikaitkan dengan wanita dan PSK Prancis yang tidak bermoral. Sehingga patchouli berubah dari barang kelompok kerajaan menjadi terlupakan, dan kemudian di tahun 1960-an dikaitkan dengan gerakan hippie," kata Teltscher.

!break!

Iklim yang tepat

Penulis yang lahir di London dan tinggal di Bristol, Nikesh Shukla, merasa sumbangan penting India pada bahasa Inggris sehari-hari mewakili sifat menguntungkan kerajaan Inggris.

"Tidak dapat dihindarkan lewat penjajahan Inggris menyerap kebudayaan lokal dan menciptakan pengaruh yang lama karena penjajahan berlangsung dua arah. Lihat saja hal-hal dalam kebudayaan Inggris yang berasal dari Persemakmuran yang Inggris anggap miliknya, seperti teh misalnya. Dan bahasa adalah bagian dari itu," katanya.

Shukla, yang novel terbarunya Meatspace bercerita tentang media sosial dan telepon genggam, meyakini kerajaan Inggris membentuk kembali bahasa Inggris sama seperti yang terjadi saat ini dengan teknologi.