"Awalnya, stasiun ini hanya tempat pemberhentian sementara kereta Batavia-Bekasi yang dibuka tahun 1894 oleh Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij," paparnya, Rabu (24/6). Tempat pemberhentian ini lalu diubah menjadi stasiun oleh Staats Spoorwegen.
Kini, di bagian depan gedung stasiun didirikan bangunan kaca untuk ruang tunggu penumpang sebelum ke ruang tunggu boarding. "Kapasitas ruang tunggu bisa bertambah. Sementara bangunan baru tidak menghalangi keindahan bangunan lama," ujarnya. Ia mengakui, bangunan kaca tersebut mencontoh bangunan kaca di satu stasiun di Perancis.
"Luas bangunan kaca 44 x 13 = 542 meter persegi, menggunakan konstruksi baja iwf 250 dan 200. dengan kaca tempered 10 mm. Tinggi bangunan 7,8 meter. Biaya pembangunannya mencapai Rp 1,4 miliar termasuk pembangunan loket baru, ruang customer service, selasar penghubung, dan pembangunan mushala," ujar Ella.
----------------------
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Senin, 20 Juli 2015, dengan judul "Dari Jakarta Mengalir sampai Surabaya".