Es Arktika Bertambah Sepertiga

By , Selasa, 21 Juli 2015 | 13:00 WIB

Volume es Arktika bertambah sekitar sepertiga setelah musim panas yang sejuk pada 2013.Menurut para peneliti, pertumbuhan itu berlanjut pada 2014 dan bisa mengganti kehilangan es yang terjadi dalam tiga tahun sebelumnya.

Para ilmuwan meyakini bahwa perubahan pada suhu di musim panas punya dampak besar pada es dari yang sebelumnya diperkirakan.

Tapi, kata mereka, peristiwa musim panas yang sejuk seperti pada 2013 hanya terjadi sesekali dan perubahan iklim akan terus menyusutkan es dalam beberapa dekade ke depan.

Meningkatkan volume

Kawasan Arktika sudah lebih dulu menghangat dari sebagian besar Bumi dalam 30 tahun terakhir.

Pengamatan satelit mendokumentasikan penurunan sekitar 40% dalam es tutupan permukaan laut di Arktika sejak 1980.

Peneliti mendirikan perkemahan di atas es di Lincoln Sea sebelah utara Greenland (Rachel Tilling via Bbc.com)

Namun, meski penurunan tutupan es sudah tercatat dengan baik, indikator kunci yang ingin dipahami ilmuwan sebenarnya adalah hilangnya volume es laut.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, selama lima tahun terakhir, para peneliti sudah mengumpulkan data dari satelit Cryosat milik Eropa.

Pesawat luar angkasa pengamat kutub ini memiliki sistem radar canggih yang memungkinkan ilmuwan untuk memperkirakan volume es dengan tepat.

Para peneliti menggunakan 88 juta pengukuran ketebalan es dari Cryosat dan menemukan bahwa antara 2010-2012, volume es turun sampai 14%.

Mereka mengumumkan temuan awal tersebut pada akhir 2013 - tapi kini sudah mempertajam dan memperbaruinya dengan data dari 2014.

Jika dibandingkan dengan rata-rata periode antara 2010-2012, para ilmuwan menemukan bahwa ada 33% kenaikan dalam volume es pada 2013, sementara pada 2014 masih ada sekitar lebih dari seperempat es jika dibandingkan dengan volume antara 2010-2012.

"Kami melihat juga beberapa faktor pendorong iklim, kami melihat ketebalan es, kami melihat gerakan arus angin, dan lamanya musim mencair pada musim panas lalu," kata peneliti utama Rachel Tilling.