Es Arktika Bertambah Sepertiga

By , Selasa, 21 Juli 2015 | 13:00 WIB

"Kami menemukan bahwa hubungan paling erat yang terjadi adalah dengan panjangnya musim leleh - dan sepanjang musim panas 2013 adalah yang terdingin yang pernah terjadi dalam lima tahun terakhir, dan kami percaya ada lebih banyak es tersisa pada akhir musim panas."

Para peneliti menemukan bahwa suhu yang dingin memungkinkan es bertahan di barat laut Greenland karena ada lebih sedikit hari di mana terjadi pelelehan. Data suhu mengindikasikan bahwa musim panas 2013 sekitar 5% lebih dingin dibanding 2012.

Data tutupan es di Arktika pada 2012-2014 (CPOM via BBC.com)

Para ilmuwan percaya bahwa pengukuran yang makin akurat yang sudah mereka umumkan ini menunjukkan bahwa es lebih sensitif pada perubahan daripada yang sebelumnya mereka perkirakan. Menurut mereka, meski ada yang percaya

bahwa saat suhu turun terjadi kenaikan es sebagai hal yang positif, tapi ini juga bisa negatif saat suhu naik.

"Data ini tampaknya menunjukkan bahwa es laut lebih bisa bertahan jika ada setahun suhu dingin. Kita hampir saja memundurkan kondisi ke beberapa tahun sebelum penurunan jumlah es yang terus terjadi selama beberapa dekade," kata Rachel Tilling.

"Tren jangka panjang volume es terus menurun dan tren jangka panjang suhu di Arktika terus naik. Temuan ini tidak mengubah tren tersebut. Sepanjang yang kami lihat, musim panas yang sejuk tersebut adalah anomali."