Kesultanan Pertama di Tanah Jawa

By , Selasa, 28 Juli 2015 | 14:30 WIB

Runtuhnya Majapahit pada awal abad ke – 15 menjadi awalan baru bagi sejarah di Nusantara, salah satunya adalah berdirinya kerajaan Islam pertama di pulau Jawa, yakni Kesultanan Demak.

Kesultanan Demak bediri  di utara pantai Pulau Jawa ketika masa – masa Majapahit menuju keruntuhan, yakni pada sekitar awal abad ke – 15 dan merupakan kesultanan pertama yang berdiri di tanah Jawa. Tak heran mengapa Demak walaupun berada di wilayah kekuasaan Majapahit yang notabene kerajaan Hindu – Buddha lebih memilih agama Islam, sebab daerah – daerah di pantai utara pulau Jawa sering disinggahi pedagang Islam yang kemudian mengajarkan ajaran Islam bagi para penduduk sekitar

Pendiri Demak sendiri diyakini beberapa sumber adalah Raden Patah yang merupakan seorang keturunan dari raja Majapahit bernama Brawijaya. Melihat kondisi Majapahit yang kian melemah, Raden Patah yang merupakan bupati Demak kemudian memutuskan untuk memisahkan diri dari Majapahit dan mendirikan sebuah kesultanan.

Baca juga: Jejak Kaki Kuno Ungkap Gaya Pengasuhan Anak 700 Ribu Tahun yang Lalu

Raden Patah kemudian berusaha mengembangkan Demak menjadi Kesultanan kuat di Nusantara, bermodalkan lahan pertanian yang luas ia kemudian mencoba menghasilkan komoditi – komoditi dagang yang kemudian diperjual – belikan dengan pedagang dari berbagai daerah.

Untuk memaksimalkan penjualanya ini, Raden Patah kemudian melancarkan ekspansi ke beberapa daerah di pesisir Pulau Jawa yang dirasa strategis untuk pelabuhan. Daerah – daerah seperti Sedayu, Tuban, Gresik, Cirebon dan Banten ia taklukan demi kemajuan Kesultanan Demak.

Selain perdagangan dan ekspansi kekuasaan, Kesultanan Demak juga berhasil menjadi pusat penyebaran Islam yang penting bagi sejarah Indonesia. Pengetahuan mengenai Islam dipertingkat, ahli – ahli agama diperbanyak, dan  didirikanya salah satu Masjid paling bersejarah di Sejarah Indonesia, yakni Masjid Agung Demak.

Mulai munculnya Portugis di Nusantara kemudian meresahkan Demak yang ketika itu berada dibawah pimpinan Adipati Unus, ia takut bahwa bangsa Portugis yang notabene menganut agama Katolik akan mencoba menghilangkan ajaran – ajaran Islam di Nusantara, sehingga ia kemudian mengutus Adipati Unus untuk membawa armada lautnya menyerang Portugis di Malaka.

Penyerangan ini namun berakhir dengan kegagalan, mengingat pihak Portugis yang mempunyai persenjataan yang lebih lengkap dan canggih dibandingkan milik pasukan yang dipimpin Adipati Unus.

Walaupun kalah akibat perang, eksistensi kesultanan ini terus berlanjut. Setelah Adipati Unus wafat, kekuasaa diserahkan kepada Sultan Trenggana. Dibawah kepemimpinanya Demak terus berkembang dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa wilayah kerajaan di Pulau Jawa, seperti Sunda Kelapa dan Pajajaran.

Demak dibawah Sultan Trenggana juga berhasil mengahalau Portugis yang melakukan serangan beberapa kali di Pulau Jawa, seperti di Tuban, Madiun, Surabaya, dan Pasuruan.

Berbagai kejayaan dicapai kesultanan ini, dari sebuah wilayah yang terlalu besar, Demak kemudian berkembang menjadi sebuah kesultanan yang kuat. Kesultanan ini berhasil memiliki wilayah yang cukup banyak, ekonomi yang kuat, dan ilmu agama yang berkembang dengan pesat, membuat kesultanan ini namanya dikena hingga berbagai daerah di Nusantara dan bangsa lain.

Namun eksistensi kesultanan ini hanya bertahan dalam waktu yang singkat, bahkan tak menyentuh satu abad. Sebab sepeninggal Sultan Trenggana yang wafat ketika berperang, Demak mulai mengalami kemunduruan.