Telisik Jejak Orang Bawean di Vietnam

By , Selasa, 4 Agustus 2015 | 08:00 WIB

Para perantau dari Bawean kemudian ada yang memilih tinggal di Singapura dan ada juga yang melanjutkan perjalanan ke Mekkah.

Stockhof mengatakan orang-orang Bawean yang menempuh perjalanan melalui Sungai Mekong bekerja dengan para pedagang dari Tiongkok dan kemudian mencari pekerjaan ketika tiba di Saigon (Ho Chi Minh).

!break!

Tak kenal tanah leluhur

Tak ada data yang pasti mengenai jumlah keturunan dan orang-orang asal Bawean di Vietnam. Namun, Imam Ally memperkirakan sekitar 400 orang.

Dari jumlah tersebut, hampir tak ada yang menguasai bahasa Indonesia ataupun bahasa Bawean, bahkan tradisi daerah asal pun tidak ada yang diteruskan.

"Sehari-hari kita menggunakan bahasa Vietnam, hanya orang tua saja yang bisa berbicara bahasa Melayu. Ada juga anak-anak muda yang bisa bahasa Indonesia karena sekolah di sana," jelas Imam Ally.

Imam Ally menikah dengan perempuan asli Vietnam dan anak-anaknya tinggal di Singapura dan Malaysia.

Sore itu Imam Ally ditemani Fatima (27) salah seorang kerabatnya yang pernah kuliah di Indonesia. Fatima mengaku tidak mengetahui asal usul nenek moyangnya seperti rata-rata keturunan Bawean di Vietnam.

"Saya baru tahu ketika besar, saya baru mengetahui nenek cerita kalau dia orang Boyan. Dia menikah dengan kakek saya dari suku Cham. Saya pun bisa bahasa Indonesia karena kuliah di sana," jelas Fatima yang mengaku tak sempat ke Bawean selama berada di Indonesia.

"Saya tidak kenal siapa-siapa di sana, lagi pula nenek ke sini kan masih kecil sekali tak ingat apa-apa lagi," tambah ibu satu anak itu.

!break!

Jadi Warga Negara Vietnam

Menurut cerita sang nenek pula, Fatima mengetahui keturunan Bawean di Vietnam sempat sulit mengurus identitas kewarganegaraan mereka.