Nationalgeographic.co.id—Ketika membayangkan convivium (pesta makan malam Romawi yang megah), kita mungkin membayangkan para senator yang bermoral, terbungkus toga merah, bersantai di sofa mewah dengan secangkir anggur di tangan mereka.
Meskipun gambaran itu mungkin tidak sepenuhnya benar, pada kenyataannya itulah yang tertanam dalam budaya populer dan setidaknya ada beberapa kebenaran di dalamnya. Makanan mewah yang terdiri atas banyak menu burung merak panggang, lobster, dan tiram mentah (dan, kadang-kadang, kambing dan tikus betina) tidak terlalu umum, tetapi nyata.
Tentu saja, hanya orang kaya yang mampu mengadakan perjamuan mewah seperti itu. Para tamu tidak hanya harus diberi makan hidangan eksotis yang sangat mahal, tetapi mereka juga perlu dihibur oleh penyanyi, akrobat, dan penari—terkadang bahkan pertarungan gladiator dan hewan terlatih.
Acara eksklusif tersebut dirancang untuk menampilkan kekayaan, status, dan kehebatan tuan rumah sehingga makanan mewah, kuda-kuda, dan sesekali singa peliharaan jelas tidak cukup.
Perjamuan adalah pertunjukan yang diperhitungkan yang dirancang untuk mengesankan para tamu, dan peralatan makan yang mewah diperlukan. Mangkuk perak timbul dan peralatan makan berlapis emas diberikan, tetapi untuk menjamu tamu penting, tuan rumah harus mengambil langkah ekstra untuk menonjol.
Hadirlah vasa diatreta, atau cangkir sangkar.
Cangkir sangkar adalah sejenis piala kaca Romawi yang mewah, diproduksi sekitar abad ke-4 M: sekitar lima puluh di antaranya bertahan hingga hari ini. Keunikan mereka adalah hiasan luar seperti sangkar. Hiasan itu biasanya terbuat dari jaring lingkaran kaca yang halus, yang berdiri sepenuhnya bebas dari badan gelas, hanya dihubungkan dengan batang kaca yang rapuh. Teknik yang digunakan untuk memproduksi cangkir tersebut masih belum jelas sampai sekarang.
Halaman berikutnya...