Kenzo Jae, pencipta musik rap yang hanya memiliki 200 pelanggan atau suscriber di kanal YouTube-nya, memuji langkah tersebut. Dia mengatakan bahwa menerima "ketidaksukaan" pada video dapat memengaruhi kesehatan mental para pembuat konten.
"Ini akan mencegah banyak trolling dan banyak orang kejam di internet yang ingin mencoba menjatuhkan karya kreatif orang lain," ujar Kenzo seperti dikutip dari BBC.
"Anda mungkin menaruh hati dan jiwa Anda ke dalam sesuatu dan kemudian itu tidak keluar seperti yang Anda inginkan dengan jumlah likes atau dislikes. Itu bisa mengecewakan."
"Di akun Instagram saya, saya telah menghapus semua 'likes' dan itu sangat membantu dengan tidak peduli dengan jumlah orang yang menyukainya," ucap Kenzo yang masih berstatus sebagai mahasiswa dan berusia 18 tahun itu.
Baca Juga: Benarkah Bahwa Facebook Abaikan Kesehatan Mental Pengguna Remajanya?
Namun begitu, perubahan ini juga ditentang oleh sebagian orang lainnya. Para penentang perubahan tersebut mengatakan bahwa penyembunyian jumlah dislike akan mempersulit para pengguna untuk menentukan apakah suatu video layak ditonton atau tidak.
Chris Burton, pembuat konten lainnya, mengatakan dia akan sangat kehilangan dengan perubahan ini karena jumlah dislike "bisa sangat membantu" para pengguna untuk menghindari clickbait.
"Anda ingin segera mengetahui seberapa bagus videonya, sebelum Anda menontonnya," kata pria 27 tahun dari Hampshire itu.
"Sering kali, Anda tidak dapat mempercayai judul atau gambar pratinjau (thumbnail) jika Anda melihat sebuah video tutorial dan hampir semua respons yang didapat adalah dislike, Anda tahu itu tidak akan membantu Anda."
Dengan fitur penyembunyian jumlah dislike ini, kini para pengguna perlu menonton video tersebut terlebih dulu atau setidaknya membaca komentar-komentar para pengguna lainnya, jika ada, untuk menentukan apakah video itu berguna atau cukup layak mereka tonton atau tidak.
Perubahan ini dikhawatirkan bakal meningkatkan dan menyuburkan kemunculan banyak video clickbait atau video berkualitas buruk lainnya. Para kreator yang suka membuat video clickbait tampaknya akan senang dengan perubahan ini.
Baca Juga: Abu Bakar Muhammad bin Zakariya Ar-Razi, Pelopor Pengobatan Depresi
Meski demikian, Chris juga bilang bahwa dia "berusaha untuk melihat" bagaimana keputusan YouTube melindunginya dari stres, karena dia masih bisa melihat total dislike itu dibalik layar sebagai kreator.
Chris mengatakan itu "tentu saja menghilangkan aspek intimidasi" dari "pengeboman dislike". Namun begitu, menurutnya, "Saya tidak berpikir itu cara 99% orang menggunakan tombol dislike."
Dia mengatakan dia sudah cukup senang dengan fitur sebelumnya yang sudah disediakan oleh YouTube untuk menghentikan para pengganggu online. "Itu sudah otomatis memblokir banyak komentar kebencian yang fantastis."
Selain fitur menyembunyikan beberapa atau semua komentar, ada juga fitur untuk menyembunyikan jumlah like dan dislike yang dapat diaktifkan oleh para YouTuber secara opsional jika mereka mau.
Beberapa orang mempertanyakan apakah YouTube bergerak menerapkan perubahan ini karena video yang paling tidak disukai yang pernah ada di platform itu adalah video mereka sendiri.
Video YouTube Rewind 2018 mendapat lebih dari 19 juta dislike, dan hanya 3 juta like. YouTube mengatakan ini bukan alasan mengapa perubahan itu dilakukan.
Baca Juga: Mengapa Media Sosial Berpengaruh Buruk pada Mental Orang Indonesia?