Hasil Studi: Konsumsi Aspirin & Kaitannya Dengan Risiko Gagal Jantung

By Maria Gabrielle, Jumat, 26 November 2021 | 12:00 WIB
Penggunaan aspirin dikaitkan dengan 26 persen peningkatan risiko gagal jantung. (Wikimedia Commons)

Kemudian, peserta ditindaklanjuti untuk kejadian pertama gagal jantung fatal atau non-fatal yang memerlukan rawat inap. Adapun rata-rata usia peserta adalah 67 tahun dan 34 persen perempuan. Pada awalnya, total ada 7.698 peserta yang menggunakan aspirin. Selama 5,3 tahun tindak lanjut, sebanyak 1.330 peserta mengalami gagal jantung.

Para peneliti menilai hubungan antara penggunaan aspirin dan kejadian gagal jantung setelah disesuaikan untuk jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh, merokok, penggunaan alkohol, tekanan darah, detak jantung, kolesterol darah, kreatinin, hipertensi, diabetes, penyakit kardiovaskular dan pengobatan dengan sistem inhibitor renin-angiotensin-aldosterone, penghambat saluran kalsium, diuretik, beta-blockers serta obat penurun lipid.

Mengonsumsi aspirin secara mandiri dikaitkan dengan peningkatan risiko 26 persen dari gagal jantung baru. Guna memeriksa konsistensi hasil, para peneliti mengulangi analisis setelah mencocokkan pengguna aspirin dan non-pengguna untuk faktor risiko gagal jantung. Dalam analisis yang cocok ini, aspirin dikaitkan dengan peningkatan risiko 26 persen dari diagnosis gagal jantung baru.

Aspirin. (SciTechDaily)

 

Para ahli juga memeriksa hasil lebih lanjut dengan menganalisis ulang setelah mengeluarkan pasien dengan riwayat penyakit kardiovaskular. Terdapat 22.690 peserta bebas dari penyakit kardiovaskular, penggunaan aspirin dikaitkan dengan peningkatan risiko insiden gagal jantung sebesar 27 persen.

“Aspirin umum digunakan, dalam penelitian kami satu dari empat peserta menggunakan obat tersebut. Dalam populasi ini penggunaan aspirin dikaitkan dengan insiden gagal jantung, terlepas dari faktor risiko lainnya,” jelas Dr. Blerim Mujaj.

Beliau menyimpulkan bahwa uji coba acak multinasional skala besar pada orang dewasa yang berisiko gagal jantung diperlukan untuk memverifikasi hasil studi ini. Sampai saat itu, berdasarkan pengamatan ditunjukkn bahwa aspirin harus diresepkan dengan hati-hati pada mereka yang mengalami gagal jantung atau dengan faktor risiko untuk kondisi tersebut.