Nationalgeographic.co.id—Dalam sejarah Mesir Kuno, Akhenaten memiliki tempat yang sangat istimewa. Ia merupakan firaun yang paling kontroversial. Kebijakan radikalnya, reformasi agama besar, dan perubahan sosial, semuanya menyebabkan banyak ketidakstabilan di Mesir Kuno.
Pemerintahan dan perubahan yang dia lakukan adalah salah satu turbulensi besar di seluruh garis waktu peradaban kuno ini. Ini menjadi penyebab kejatuhan yang tidak dapat diperbaiki oleh penerusnya. Ia bahkan disebut sebagai firaun sesat.
Salah satu perubahan besar yang diperkenalkan Akhenaten adalah seni. Patung, ukiran, dan lukisan dari masa pemerintahannya sangat berbeda dengan sebelumnya. Figur manusia dibuat dengan proporsi yang tidak mungkin dan aneh, bahkan beberapa bagian terlihat sangat asing. Ini telah menyebabkan banyak teori unik bermunculan dari waktu ke waktu. Namun apa alasan di balik pembuatan karya seni yang ganjil ini?
Setelah kematian ayahnya Amenhotep III, dan kakak laki-lakinya Thutmose, Akhenaten muda menjadi Firaun kesepuluh dari Dinasti Kedelapan Belas. Akhenaten bukan nama aslinya, saat lahir dan naik takhta, ia bernama Amenhotep IV.
Di awal kekuasannya, ia mengikuti tradisi mapan yang diikuti oleh ayahnya juga. Tetapi setelah tahun kelima yang menentukan dalam pemerintahannya, Amenhotep IV mengalami transformasi besar. Dia secara resmi mengubah namanya menjadi Akhenaten, dan menjadi pemuja kultus Aten, mengubah kesetiaannya dari kultus Amun.
Dalam mitologi Mesir Kuno, Aten adalah piringan besar matahari, awalnya merupakan aspek lain dari Dewa Ra. Simbol Aten adalah piringan Matahari dan pancaran sinarnya. Dalam banyak hal, Aten dapat dianggap sebagai Matahari, yang dipersonifikasikan.
Halaman berikutnya...