“Pasti ada semacam ruangan di dalam pikiran Anda bagi setiap bahasa, budaya, dan pengalaman terkait sehingga bahasa-bahasa itu bisa tetap aktif dan tidak bercampur satu sama lain. Kualitas waktu, dalam konteks dilibatkannya emosi, adalah faktor penting. Jadi, bukan melulu jumlah waktu yang dihabiskan untuk belajar bahasa dan menggunakannya,” ujar Keeley.
Dari semua kaum polyglot, Michael Levi Harris cukup baik mendemonstrasikan prinsip-prinsip yang disebutkan Keeley. Harris, yang merupakan seorang aktor, menguasai 10 bahasa dan dapat memahami 12 bahasa lain.
Ketika saya bertemu dengannya di Guildhall School of Music and Drama di London, dia berbicara dengan aksen Inggris yang mumpuni, meski dia berasal dari New York, AS. “Saya tidak secara sadar mengubah karakter. Itu terjadi begitu saja. Tapi saya tahu saya tiba-tiba berbeda,” ujarnya.!break!
Dari Harris, saya mendapat tips untuk memulai. Hal paling penting, menurutnya, mencoba meniru tanpa berupaya mengeja kata-kata. “Semua orang bisa mendengar dan mengulangi,” katanya. Mungkin Anda akan terdengar berlebihan, tapi itu adalah bagian penting dalam proses.
“Dalam berakting, Anda mencoba sekuat mungkin. Lalu sutradara bilang, OK sekarang turunkan. Nah, itu sama saja dengan belajar bahasa,” kata Harris.
Dia lalu menyarankan agar mencermati ekspresi wajah karena itu penting ketika memproduksi suara. Berbicara dengan bibir ke depan seketika membuat Anda lebih terdengar seperti orang Prancis, misalnya.
Terakhir, Anda harus mengatasi rasa malu yang timbul karena menghasilkan suara-suara ‘aneh’, seperti suara tenggorokan ketika berbincang dalam bahasa Arab, misalnya.
“Anda akan menyadari suara itu bukan sesuatu yang aneh bagi kita. Ketika Anda merasa jijik, Anda bisa membuat suara ‘ugh’. Jika Anda menyadarinya dan memberikan ijin kepada alam bawah sadar untuk menyuarakannya, Anda bisa membunyikannya,” kata Harris.
Mungkin terdengar aneh, tapi intinya semua tips yang disarankan Harris dimaksudkan agar Anda bisa mengatasi perilaku rutin. “Semua berkaitan dengan memiliki bahasa tersebut. Itu dilakukan aktor agar penonton percaya bahwa kata-kata itu milik Anda. Ketika Anda memiliki suara-suara itu, Anda akan lebih percaya diri,” ujarnya.
Bagaimanapun, janganlah terlalu ambisius, khususnya ketika baru belajar. “Jika ada sebuah faktor yang menghentikan orang belajar bahasa secara efisien, itu adalah perasaan bahwa kita harus seperti penutur asli. Itu adalah standar yang tidak tercapai. Yang penting bagi saya ialah cari kemudahan dalam mengutarakan maksud,” kata Pavlenko dari Universitas Temple, AS.
Berlatih selama 15 menit, empat kali sehari, juga disarankan. Richard Simcott, yang mengajari teknik berbahasa asing, bahkan menyarankan melatih percakapan atau mendengarkan musik pop berbahasa asing.
Di AS, Australia, dan Inggris ada pendapat bahwa berbahasa asing tidak perlu karena, toh, dunia menggunakan bahasa Inggris. Namun, kaum hyperglot membantah anggapan itu. Mereka meyakini keuntungan berbahasa asing sangat banyak, termasuk menjalin hubungan pertemanan di seluruh dunia.
Judith Meyer, selaku penyelenggara acara temu kaum polyglot di Berlin, mengaku melihat orang Ukraina dan Rusia serta orang Israel dan Palestina saling berbincang. “Mempelajari bahasa asing benar-benar membuka dunia baru,” ujarnya.