Bahkan, pada tahun 1977, setelah berkali-kali ditagih oleh petugas pajak Australia (ATO), Pangeran Leonard "menyatakan perang" terhadap Australia.
ATO belakangan menganggap Hutt River sebagai "non-resident" alias bukan penduduk Australia sehingga tidak perlu membayar pajak. Namun, konon Hutt River setiap tahun "memberikan hadiah" kepada pemerintah lokal.
Pangeran Leonard menyebut dirinya sebagai ahli matematika dan fisika. Bulan Agustus lalu, ia merayakan ulang tahunnya yang ke-90.
Namun, ia masih tampak gagah dengan pakaian kebesarannya sebagai "pangeran", selempang merah berenda emas.
"Mungkin saya akan mengundurkan diri dalam waktu dekat," ujarnya. "Dan menyerahkan tampuk kekuasaan kepada penerus saya selagi saya masih hidup."
Ia mengaku saat ini sedang menangani langsung sejumlah proyek yang ingin ia lihat rampung.
"Kondisi kesehatan saya tidak memburuk. Jadi, untuk sementara, saya masih akan terus memimpin. Namun, begitu kondisi saya memburuk sedikit saja, saya siap menyerahkan tampuk kekuasaan," tutur Pangeran Leonard.
Ada tujuh orang anaknya yang tampaknya akan menjadi calon pengganti. Namun, sampai kini belum ada keputusan mengenai cara "penyerahan kekuasaan" dilaksanakan.
"Pemerintahan" Hutt River memang memiliki komite mahkota yang terdiri atas tiga orang putri Pangeran Leonard. Mereka inilah yang mungkin akan menentukan siapa penerus sang Pangeran kelak.
Salah seorang anaknya bernama Pangeran Graeme kepada ABC mengatakan, pembicaraan mengenai suksesi masih harus menunggu beberapa tahun lagi.
"Waktu ulang tahunnya yang ke-90 pada 27 Agustus lalu, dia masih penuh energi dan sangat aktif," kata Pangeran Graeme.
Pangeran Leonard secara pribadi telah menerbitkan sejumlah hasil penelitian dan buku dan bertekad meneruskan jalur pendidikan sebagai dedikasinya kepada istrinya, Putri Shirley, yang meninggal pada tahun 2013.