Australia menganut sistem federasi, yaitu himpunan negara bagian dan wilayah khusus teritorial. Namun, di Australia Barat, ternyata ada satu "negara" kecil bernama The Principality of Hutt River, lengkap dengan "rajanya" sendiri yang menggelari dirinya Pangeran Leonard.
Letaknya tidak jauh dari kota Geraldton atau sekitar 500 kilometer di utara kota Perth. "Negara" Hutt River ini diproklamasikan pada tahun 1970 oleh seorang petani pemilik lahan bernama Leonard George Casley.
"Pangeran" Leonard memisahkan wilayah Hutt River yang memiliki luas 7.500 hektar dari Pemerintahan Persemakmuran Australia sebagai bentuk protes terhadap kebijakan terkait sistem kuota produksi gandum.
Ketika itu, sang Pangeran berdalih bahwa jika kebijakan pemerintah diterapkan di wilayah pertaniannya, hanya sebagian kecil tanaman gandumnya yang bisa dipanen.
Pada era itu, di Australia, memang berlaku sistem kuota produksi gandum. Kebijakan inilah yang ditentang oleh Pengaren Leonard dan istrinya, Putri Shirley Casley.
"Jika saat itu kami tunduk pada kebijakan Pemerintah Australia Barat, pertanian kami akan bangkrut," kata Pangeran Leonard kepada ABC.
Leonard yang ketika itu bertindak sebagai pengacara amatiran mengaku pemerintah akan merampok 90 persen hasil pertaniannya jika ia tunduk.
"Saya mengikuti aturan hukum internasional untuk membentuk pemerintahan sendiri," ujarnya.
"Jika ada yang ingin tahu apakah kami berhasil memisahkan diri, cukup saya katakan, kami masih di sini sampai hari ini," kata Leonard yang bulan September 2015 ini memperingati 45 tahun "negara" bentukannya itu.
Meskipun tidak diakui keberadaannya oleh Pemerintah Australia, "negara" Hutt River menjadi obyek wisata dengan 40.000 turis datang ke sana setiap tahunnya.
Yang unik, para turis ini harus membawa paspor mereka untuk distempel dengan cap "pemerintah" Hutt River, yang juga menerbitkan paspor sendiri untuk penduduk di wilayah tersebut.
Para turis yang datang biasanya akan membawa oleh-oleh berupa mata uang "dollar Hutt River".
Dan sebagaimana layaknya sebuah negara berdaulat, Hutt River pun memiliki benderanya sendiri.
Bahkan, pada tahun 1977, setelah berkali-kali ditagih oleh petugas pajak Australia (ATO), Pangeran Leonard "menyatakan perang" terhadap Australia.
ATO belakangan menganggap Hutt River sebagai "non-resident" alias bukan penduduk Australia sehingga tidak perlu membayar pajak. Namun, konon Hutt River setiap tahun "memberikan hadiah" kepada pemerintah lokal.
Pangeran Leonard menyebut dirinya sebagai ahli matematika dan fisika. Bulan Agustus lalu, ia merayakan ulang tahunnya yang ke-90.
Namun, ia masih tampak gagah dengan pakaian kebesarannya sebagai "pangeran", selempang merah berenda emas.
"Mungkin saya akan mengundurkan diri dalam waktu dekat," ujarnya. "Dan menyerahkan tampuk kekuasaan kepada penerus saya selagi saya masih hidup."
Ia mengaku saat ini sedang menangani langsung sejumlah proyek yang ingin ia lihat rampung.
"Kondisi kesehatan saya tidak memburuk. Jadi, untuk sementara, saya masih akan terus memimpin. Namun, begitu kondisi saya memburuk sedikit saja, saya siap menyerahkan tampuk kekuasaan," tutur Pangeran Leonard.
Ada tujuh orang anaknya yang tampaknya akan menjadi calon pengganti. Namun, sampai kini belum ada keputusan mengenai cara "penyerahan kekuasaan" dilaksanakan.
"Pemerintahan" Hutt River memang memiliki komite mahkota yang terdiri atas tiga orang putri Pangeran Leonard. Mereka inilah yang mungkin akan menentukan siapa penerus sang Pangeran kelak.
Salah seorang anaknya bernama Pangeran Graeme kepada ABC mengatakan, pembicaraan mengenai suksesi masih harus menunggu beberapa tahun lagi.
"Waktu ulang tahunnya yang ke-90 pada 27 Agustus lalu, dia masih penuh energi dan sangat aktif," kata Pangeran Graeme.
Pangeran Leonard secara pribadi telah menerbitkan sejumlah hasil penelitian dan buku dan bertekad meneruskan jalur pendidikan sebagai dedikasinya kepada istrinya, Putri Shirley, yang meninggal pada tahun 2013.