Kurang Omega 3 dan Kelebihan Omega 6 Bisa Mengundang Penyakit

By , Rabu, 23 September 2015 | 17:00 WIB

 Kita pasti sudah sering mendengar bahwa Omega-3 sangat penting untuk mengoptimalkan perkembangan otak dan syaraf anak, membantu perkembangan otak,memperbaiki mood, serta berperan penting menjaga kesehatan organ tubuh seperti jantung dan liver.

Studi yang dilakukan oleh Dariush Mozaffarian, MD., menemukan bahwa, kekurangan Omega-3 bertanggung jawab terhadap lebih dari 96.000 kelahiran prematur di Amerika. Mozaffarian adalah asisten profesor di Harvard School of Public Health. Ikan dari perairan laut dalam, kita tahu, adalah sumber omega-3 yang baik. Selain ikan, sayuran hijau juga kaya akan omega-3.

Sayangnya, seiring dengan perubahan gaya hidup, pola makan kita yang tadinya kaya serat menjadi kaya lemak jenuh. Kita tidak bisa memungkiri hal ini. Coba ingat-ingat, berapa kali dalam bulan ini kita menyantap junk food? Pertanyaan selanjutnya, sudahkah kita mengonsumsi sayuran hijau minimal 5 porsi dalam sehari?

Omega-6 adalah sepupu dekat Omega-3. Dua jenis asam lemak ini, memang sulit dipisahkan. Keduanya bekerja bersinergi memelihara kesehatan kulit, kuku, rambut, hormon, meringankan gejala asma, serta mencegah kerusakan sel pada pengidap kanker. Semua kebaikan ini bisa kita dapat, kalau rasio Omega-3 dan 6 seimbang.

Rasio yang disebut seimbang, para ahli masih berbeda-beda pendapat. Ada yang bilang dua setengah dibanding satu, dua setengah untuk untuk Omega-6 dan satu untuk Omega-3. Ada juga yang bilang empat banding satu.

Penelitian terkini menganjurkan rasio yang lebih tinggi lagi, yaitu 10-20:1. Jurnal kesehatan yang dipublikasikan PubMed menyebut rasio 15:1-16,7:1. Anjuran ini keluar karena gaya makan modern yang semakin tidak sehat. PubMed adalah situs kesehatan yang diasuh bersama oleh National Institute of HealthNational Library of Medicine, dan National Center for Biotechnology Information.

Sumber utama Omega-6 adalah tumbuhan hijau. Tapi, bukan di daunnya, melainkan di bibit atau benihnya. Omega-6 lebih lambat dicerna dan teksturnya lebih tebal dibanding sepupunya. Jika rasio Omega-6 lebih tinggi dari Omega-3, maka dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, sakit jantung, stroke, dan arthritis.

Dalam sebuah simposium ilmiah, Tony Hulbert, Ph.D, pernah menunjukkan perbedaan antara membran sel yang penuh Omega-3 dan yang penuh Omega-6.Hulbert adalah ilmuwan dari University of Wollongong di Australia. Dari pemaparannya, kita akan mengerti bahwa Omega-3 mampu mempercepat aktivitas sel.