Langka, Fenomena <i>Supermoon</i> Bertepatan dengan Gerhana Bulan

By , Senin, 28 September 2015 | 11:00 WIB

Penyuka astronomi bersiap-siap untuk melihat fenomena yang jarang terjadi, yaitu saat gerhana bulan bertepatan dengan peristiwa yang disebut 'supermoon'.

'Supermoon' terjadi saat Bulan terletak paling dekat di orbitnya dari Bumi, sehingga tampak lebih besar di langit.

Gerhana—yang akan membuat Bulan terlihat berwarna merah—akan terlihat di Amerika Utara, Amerika Selatan, Afrika Barat, dan barat Eropa.

NASA mengklaim bahwa peristiwa 'supermoon' yang bertepatan dengan gerhana bulan terakhir terjadi pada 1982. Mereka juga memprediksi bahwa peristiwa ini tak akan terjadi lagi sampai 2033.

Namun definisi 'supermoon' menjadi perdebatan di kalangan ahli astronomi.

Pengamat langit di bagian barat Amerika Utara, Eropa dan Afrika lainnya, serta Timur Tengah, dan Asia Selatan akan melihat gerhana sebagian.

Dari Inggris, pengamat bisa melihat Bulan melewati bayangan Bumi pada Senin dini hari. Di Amerika Utara dan Selatan, gerhana akan terlihat pada Minggu malam.

Pada gerhana bulan total, Bumi, Matahari, dan Bulan hampir sejajar dan Bulan berada di sisi Bumi yang berlawanan dari Matahari.

Saat Bulan bergerak menuju bayangan Bumi, cahayanya meredup secara dramatis tapi biasanya tetap terlihat, disinari oleh cahaya matahari yang melewati atmosfer Bumi.

Saat cahaya ini melewati gas di planet Bumi, porsi warna hijau dan violet filter tersaring lebih banyak daripada warna merah, sehingga hasilnya, warna yang mencapai permukaan Bulan terlihat dominan merah.

Pengamat di Bumi akan melihat Bulan yang berwarna bata, merah darah, atau kadang abu-abu gelap, tergantung kondisi terestrial.

!break!

Gerhana bulan

Kepada BBC, Dr Robert Massey, wakil direktur eksekutif Royal Astronomical Society, mengatakan bahwa gerhana bulan ini adalah "peristiwa yang sangat indah".