Pelesiran di Medan, Sang <i>Little Asia</i>

By , Jumat, 2 Oktober 2015 | 10:00 WIB

Medan juga dikenal memiliki potensi wisata sejarah yang tinggi. Jika Anda menyusuri Jalan Soekarno-Hatta dan Jalan Ahmad Yani di Kota Medan, Anda dapat melihat dereta bangunan bersejarah yang dibangun pemerintah kolonial. Namun, ada salah satu bangunan bergaya Tiongkok di Jalan Ahmad Yani. Rumah Tjong A Fie dulunya merupakan sebuah rumah milik pengusaha perkebunan kaya raya. Sejak 2009, bangunan yang juga memiliki sentuhan Eropa dan Melayu ini mulai dibuka untuk umum.

Bangunan seluas 5.000 meter persegi ini memiliki puluhan ruangan. Keunikan terdapat pada ruangan-ruangan dan pernak-pernik bangunan ini yang sebagian besar masih asli seperti saat pertama kali dibangun pada tahun 1895. Dengan tiket seharga Rp 35.000, pengunjung dapat berkeliling dipandu oleh pemandu wisata yang akan menjelaskan sejarah tentang saudagar kaya Tjong A Fie sembari menikmati nuansa etnik pada bangunan, seperti yang terdapat pada kusen, lantai, dan juga perabot.

Istana Maimun

Tak lengkap rasanya datang ke Medan tanpa mengunjungi ikon Kota Medan yang satu ini. Terletak di Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Sukaraja, Istana Maimun berdiri megah seluas 2.722 meter persegi. Dulunya, istana ini merupakan istana para Sultan-sultan Deli yang dibangun pada tahun 1888.

Dominasi warna kuning begitu terlihat pada bangunan ini. Arsitektur khas Melayu pun terlihat jelas dengan perpaduan gaya Persia dan juga Eropa. Saat mengunjungi istana ini, pengunjung dapat melihat potret keluarga Kerajaan Deli hingga perabotan tua peninggalan Belanda. Tak hanya itu, beberapa laras senhata juga dapat ditemui pengunjung dalam istana ini.

Ada pula sebuah meriam bernama Meriam Puntung. Jangan salah, Meriam Puntung bukan sembarang meriam biasa. Masyarakat percaya meriam ini dapat membawa berkah terhadap kehidupan mereka. Jangan heran jika tiap Senin-Kamis-Jumat, banyak pengunjung datang untuk menabur bunga ke atas meriam.

Taman Buaya Asam Kumbang

Kota Medan juga menyimpan sensasi wisata menegangkan bagi para wisatawan. Berlokasi di Desa Asam Kumbang, sekitar 5 kilometer dari jantung Kota Medan, Taman Buaya Asam Kumbang ini memiliki koleksi lebih dari 2000 ekor buaya. Terdapat dua jenis spesies dalam taman buaya yang dinobatkan sebagai taman reptil terbesar di Indonesia ini, yakni buaya muara dan juga buaya sinyulung.

Selain dapat melihat buaya dari beragam usia dan ukuran, pengunjung juga dapat ikut memberi makan buaya. Caranya, pengunjung membeli umpan berupa bebek hidup seharga Rp 35.000 dan kemudian melemparkannya ke buaya-buaya yang berada di kolam.

Tak hanya itu, pengunjung juga dapat berfoto dari dekat bersama buaya. Namun, jangan khawatir, seorang pawing buaya sudah bersiaga mendampingi para pengunjung yang ingin mengabadikan momen dengan hewan predator ini. Beragam souvenir yang terbuat dari kulit buaya pun juga dijua di sini.

Merdeka Walk

Merdeka Walk menjadi pilihan selanjutnya bagi Anda yang ingin ingin bersantai menikmati suasana Kota Medan. Merdeka Walk ramai dikunjungi para remaja hingga rombongan keluarga karena tempat ini dinobatkan sebagai “paket lengkap” untuk bersantai. Terdapat hiburan serta arena pertunjukkan pada lapangan yang terletak di sebelah barat balai kota.

Tak hanya itu, Anda juga dapat mencicipi beragam kuliner lengkap, mulai dari kuliner Asia, Western, hingga kuliner khas Tanah Deli. Barisan pepohonan rindang juga hadir di sini memberikan kenyamanan tersendiri bagi pengunjung. Merdeka Walk buka setiap hari mulai pukul 11.00 hingga tengah malam. Pada hari Sabtu, Merdeka Walk buka hingga pukul 02.00 dini hari.