Galaksi Jauh Ini Tersembunyi dari Teleskop, Tertutup Tirai Debu Kosmis

By Wawan Setiawan, Rabu, 1 Desember 2021 | 09:00 WIB
Sekitar 10 dan 20 persen galaksi awal mungkin masih tersembunyi di balik tirai debu kosmis. (pixelparticle / Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Para astronom di University of Copenhagen's Cosmic Dawn Center telah menemukan dua galaksi yang sebelumnya tak terlihat miliaran tahun cahaya jauhnya. Penemuan mereka menunjukkan bahwa hingga satu dari lima galaksi jauh tersebut tetap tersembunyi dari teleskop kita, ia disamarkan oleh debu kosmis. Pengetahuan baru ini telah mengubah persepsi tentang evolusi alam semesta kita sejak Big Bang.

Para peneliti di Institut Niels Bohr Universitas Kopenhagen baru saja menemukan dua galaksi yang sebelumnya tak terlihat miliaran tahun cahaya dari Bumi. Kedua galaksi tersebut tidak terlihat oleh lensa optik Teleskop Luar Angkasa Hubble, tersembunyi di balik lapisan tebal debu kosmis yang mengelilinginya.

Namun dengan bantuan teleskop radio ALMA raksasa (Atacama Large Milimeter Array) di Gurun Atacama Chili, yang dapat menangkap gelombang radio yang dipancarkan dari kedalaman terdingin dan tergelap alam semesta, kedua galaksi tak kasat mata itu tiba-tiba muncul.

“Kami sedang melihat sampel galaksi yang sangat jauh, yang sudah kami ketahui keberadaannya dari Teleskop Luar Angkasa Hubble. Dan kemudian kami melihat bahwa dua di antaranya memiliki tetangga yang sama sekali tidak kami duga. Galaksi tetangga dikelilingi oleh debu, sebagian cahayanya terhalang, membuat mereka tidak terlihat oleh Hubble," jelas Pascal Oesch, Associate Professor dari Cosmic Dawn Center di Niels Bohr Institute.

Studi tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, Nature pada 22 September 2021 berjudul Normal, dust-obscured galaxies in the epoch of reionization.

Penemuan baru menunjukkan bahwa alam semesta yang sangat awal mengandung lebih banyak galaksi daripada yang diperkirakan sebelumnya. Mereka hanya bersembunyi di balik debu yang terdiri dari partikel kecil dari bintang. Namun, mereka sekarang dapat dideteksi berkat teleskop ALMA yang sangat sensitif dan metode yang digunakan oleh para peneliti.

Halaman berikutnya...