Nationalgeographic.co.id—Kekristenan lahir dari Timur Tengah. Semula, ajaran ini dibawa oleh Yesus yang secara etnis termasuk Yahudi seperti penduduk sekitarnya. Perkembangannya di Eropa dianut oleh siapa saja, termasuk kalangan fasis seperti Nazi.
Meski demikian, walau Yesus adalah sosok yang membawa Kristen adalah orang Yahudi (rumpun Semit), Nazi justru sangatlah anti-semit. Sampai-sampai pembantaian seperti Holocaust terjadi, dimana orang Yahudi adalah korbannya.
Bagaimana bisa dengan sangat yakin mereka bisa membantai etnis yang menjadi latar belakang Yesus itu sendiri?
Rupanya demi kepentingan politik, ekonomi, dan sosial di abad ke-20, Nazi menggunakan pandangan spiritual dan praktik filosofi yang berbeda dari seharusnya. Ketika orang Yahudi dijadikan kambinghitamkan dan diburu, kelompok Reich Ketiga bersama para teolog berupaya untuk mengubah kisah Yesus sebagai propaganda anti-Semit.
Nazi bahkan mendirikan lembaga demi propaganda ini, termasuk menulis ulang kembali Alkitab versi mereka. Lembaga itu adalah Institute of the Study and Elimination of Jewish Influence on German Church Life, yang beroperasi dari 1939 hingga 1945.
Lembaga itu berbasis di Eisenach (sekitar 200 kilometer di timur laut Frankfurt) dengan partisipasi dari 11 gereja Protestan Jerman. Orang dibalik pendirian lembaga ini adalah Walter Grundmann, seorang teolog Kristen anti-semit, agar mewujudkan cita-cita Nazi.
Halaman berikutnya...