Yang jelas, bagaimana serigala ini bisa mendapatkan cacat genetik, para peneliti memperkirakan para serigala yang berasal dari kawasan Finlandia ini datang dengan jumlah kecil karena terjadinya kawin sedarah. Ini adalah risiko kepunahan serigala di Norwegia yang tak hanya karena perburuan, tetapi karena perkawinan sedarah yang membuat mereka kurang tangguh.
Baca Juga: Teka-teki Puluhan Tahun terkait Warna Bulu Anjing Akhirnya Terpecahkan
Kepunahan serigala dan manajemen pelestariannya adalah isu yang panas di Norwegia, terang Stenøien. Akan tetapi penelitian saat ini tidak memberikan saran politis karena dianggap krusial, dan pemerintahlah yang harus pandai mengambil langkah.
Namun, ada masukan secara teoritis yang disajikan para peneliti bahwa serigala Norwegia-Swedia yang asli masih tersebar di kebun binatang negara itu. Seandainya dilepasliarkan, justru dapat menyumbang gen mereka ke serigala liar saat ini yang dapat mengurangi perkawinan sedarah, dan mengenalkan kembali bagian dari materi genetik asli ke populasi yang ada.
Cara itu memang memungkinkan, tetapi dengan catatan akan menjadi mahal dan sulit untuk dikerjakan. Sementara isu pelepasan serigala dari kebun binatang bisa menggemparkan publik, sehingga Stenøien tidak mengetahui apakah usaha ini bisa sepadan dengan usaha, pekerjaan, dan uang demi pelestarian itu.
Penelitian ini adalah yang kedua kalinya dilakukan sebagai laporan penugasan dari parlemen Norwegia dari lima tahun yang lalu. Laporan ini melibatkan puluhan peneliti dan lembaga untuk mengamati genetik, mengambil, dan menyumbangkan bahan sampel.
Baca Juga: Kisah-Kisah Werewolf Pada Dunia Nyata dan Penjelasan Medisnya
Awalnya para peneliti memiliki sampel genetik lebih dari 1.800 serigala di seluruh dunia, dan paling banyak di Eropa. Sekitar 500 sampel tidak memiliki kondisi yang baik untuk digunakan karena berbagai alasan, serperti rusak atau terlalu tua.
Sekitar 1.300 sampel genetik sisanya menjadi dasar kesimpulan, lalu membandingkan semua materi genetik serigala secara keseluruhan.
Selain itu juga para peneliti memasukkan sampel genetik dari 56 ras anjing yang berbeda untuk menyelidiki apakah ada gen atau ciri anjing yang ditemukan pada serigala. Sebab, anjing dan serigala sangat memiliki hubungan erat, bahkan mereka dapat kawin silang dan memiliki keturunan bersama.
Hasilnya, ternyata serigala di Norwegia memiliki komposisi genetik yang merujuk genetika anjing paling sedikit di dunia.
"Serigala di negara ini adalah salah satu yang memiliki jumlah [gen] anjing paling sedikit di seluruh dunia, bahkan mungkin dengan sifat anjing yang paling sedikit," kata Stenøien.
Laporan ini menjadi penelitian terinci yang dilakukan para peneliti di Norwegia, atas penugasan dari parlemen.