5 Alasan Mengapa Editing Gen Hebat Namun Menyeramkan

By , Jumat, 4 Desember 2015 | 17:00 WIB

Gagasan untuk mengedit gen yang akan diturunkan kepada anak-anak kita sudah lama menjadi fiksi ilmiah. Akan tetapi, para ilmuwan dengan cepat memecahkan tantangan teknologi, dan berharap editing gen menjadi layak untuk dilakukan. 

Sebenarnya, sudah ada sebuah teknik editing gen, disebut CRISPR/Cas9 yang sudah dikenal selama tiga tahun terakhir. Metode ini sangat efektif dalam memotong atau menambahkan gen. Sudah banyak ilmuwan dari seluruh dunia yang mengadopsi metode tersebut di laboratorium mereka. [Baca Percobaan Perubahan Gen Manusia Akan Dilakukan di Tahun 2017]

Awal tahun ini, ilmuwan Cina mengedit gen dalam embrio manusia non-viable untuk mengobati penyakit darah turunan, dan berakhir dengan banyak perubahan tak diinginkan dan berpotensi berbahaya.

Minggu ini, kelompok ilmuwan, ahli etika dan pendukung mengadakan pertemuan di Washington, D.C untuk mendiskusikan etika editing gen manusia. Secara khusus mereka berfokus pada perubahan telur manusia, sperma dan embrio—yang diketahui sebagai garis germinal manusia.

Jika mengedit gen manusia dewasa, perubahan tersebut tidak akan diturunkan pada anaknya. Akan tetapi editing gen di garis germinal dapat mempengaruhi telur dan sperma, sehingga  perubahan genetik dapat diturunkan. [Baca juga: Bisakah Kecerdasan Diwariskan?]!break!

Ini adalah batas yang belum pernah dilewati ilmuwan, namun saat ini, mereka semakin dekat, masyarakat harus memutuskan apakah akan menyeberangi batas itu. “Hanya karena kita bisa, tidak berarti kita harus melakukannya,” ujar salah satu pembicara.

Dalam pertemuan tersebut, para ilmuwan dan ahli etika berbicara tentang sains, etik,hak-hak manusia, hubungan dngan pemerintah dan sebuah novel futuristik karya Aldous Huxley yang diterbitkan pada 1932 memberikan 5 alasan utama bahwa editing gen memang menarik—tapi menakutkan:

1. Mengobati Penyakit

Dengan mengeliminasi gen penyebab penyakit, dokter dapat  mengobati berbagai penyakit, dari penyakit jantung sampai Alzheimer.

Tantangan ilmiahnya, tentu saja, bagaimana memastikan bahwa gen yang benar—dan hanya gen yang benar—berubah.

“Terapi gen saat ini telah digunakan untuk mengobati penyakit mata, dan percobaan awal menunjukkan bahwa metode tersebut bisa mengobati kelainan darah thalasemia beta dan anemia sel sabit,” ujar Fyodor Urnov dari Sangamo BioSciences, pemimpin penelitian penyakit darah.

2. Menghentikan Penyakit keturunan

Beberapa penyakit keturunan suatu saat mungkin bisa dihentikan dalam garis keturunan. Meskipun kita sudah bisa menyaring beberapa penyakit genetik dan mencegah mereka diwariskan, metode baru CRISPR berpotensi membuat perubahan yang lebih kompleks.