Kekeringan dan Krisis Air Memperburuk Iran

By , Rabu, 6 Juli 2016 | 13:00 WIB

Solusi keras yang dimaksud adalah pembangunan bendungan, merupakan pilihan populer selama pemerintahan sebelumnya, seperti kata Presiden Mahmoud Ahmadinejad, ketika Iran dianggap sebagai negara terkemuka di bidang konstruksi bendungan.

Bendungan menyimpan air waduk, yang disediakan untuk pertanian, pembangkit listrik dan populasi perkotaan.

The Financial Times melaporkan bahwa Iran telah membangun 600 bendungan selama tiga dekade terakhir. Namun, tidak ada satu bendungan pun telah dibuka di bawah Presiden Hassan Rouhani, yang menjadi pemimpin Iran pada 2013. Rouhani lebih menekankan pada penyelamatan lingkungan dan pengelolaan sumber daya air selama kampanye.

!break!

Korban perubahan iklim

Ebtekar, kepala Departemen Lingkungan Hidup Iran, percaya kemiskinan dan negara berkembang adalah korban dari perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca oleh negara-negara industri yang kaya.

Madani memiliki pandangan yang berbeda,"Perubahan iklim bukan penyebab utama, tetapi  katalisator lah yang memperburuk situasi," katanya.

"Tren yang diamati pada perubahan suhu dan curah hujan selama dekade terakhir begitu menakutkan. Kami mendapatkan curah hujan yang kurang di banyak bagian negara, sementara suhu telah meningkat di seluruh wilayah. Sistem kami yang sekarang tidak tahan dan tidak bisa mengatasi perubahan iklim, jika itu membuat Iran lebih kering dan lebih panas, "kata Madani.

Isa Kalantari, mantan menteri pertanian Iran dan kepala program restorasi Danau Urmia, memperingatkan bahwa baik karena tingkat konsumsi air yang tinggi dan perubahan iklim, sungai di negara itu akan mengering.

"Jika tren tidak berhenti, 50 juta penduduk perlu bergerak untuk bertahan hidup," ungkap Kalantari memperingatkan.