Pengguna Internet Mempengaruhi Gaya Hidup Global
Beberapa tahun lalu, publikasi berita didominasi dengan internet dan hal ini mengubah cara pengguna dalam melakukan sesuatu. Tahun ini, menurut laporan tren konsumen tahunan, sebaliknya pengguna lah yang mengubah Internet.
Tren luas ini diambil dari survei tidak hanya dari konsumen di New York, Paris dan Tokyo, tetapi juga di Moskow, Istanbul, Shanghai, Johannesburg, Sao Paulo dan kota-kota lain di seluruh dunia.
Ericsson ConsumerLab, penyedia teknologi komunikasi dan jasa multinasional milik Swedia dalam laporan tahunan memaparkan Hot Consumer Trend, yakni survei sampel yang mewakili 68 juta warga perkotaan, berusia 15-69 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada tahun 2016, Internet akan menjadi dasar dari cara dunia bekerja, melakukan perjalanan, bersosialisasi, menonton TV, berbelanja, berolahraga dan bahkan mengontak layanan darurat.
Michael Bjorn, pemimpin tim Ericsson ConsumerLab, mengatakan jika timnya mengidentifikasi 10 tren yang unik mengenai apa yang konsumen harapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka, dan itu semua melibatkan internet.
Konsumen Menciptakan Perubahan
"Tren pertama yang kita bicarakan adalah apa yang kita sebut Efek Jaringan Gaya Hidup,'" kata Bjorn.
Itulah yang terjadi ketika banyak orang menggunakan layanan yang sama, sehingga suara semua orang dapat dinilai.
"Kita melihat ini dalam skala lebih besar bahwa ia memiliki, tentu saja, efek bola salju pada bagaimana kita hidup kehidupan kita." Ungkap Bjorn
Teknologi baru diadopsi begitu cepat sehingga pengadopsi awal kurang mempengaruhi pada apa yang terjadi di pasar massal, sementara produk dan layanan baru sukses menjangkau konsumen jauh lebih cepat dari sebelumnya.
!break!Jurnalisme Warga
Kecenderungan lain menunjukkan bahwa semakin banyak konsumen yang belajar bagaimana menggunakan internet mempengaruhi apa yang terjadi di sekitar mereka. Bjorn merujuk ke tren yang Ericsson sebut sebagai "Netizen Journalists" sebagai contoh.
"Kami melihat bahwa orang-orang menyadari fakta bahwa mereka dapat berbagi informasi saat ini daripada yang pernah mereka lakukan sebelumnya," kata Bjorn. "Mereka juga mengatakan kepada kami, bahwa mereka melihat apa yang orang lain lakukan dan semacam membaca dan menonton apa yang orang lain bagikan, dan efeknya adalah bahwa mereka percaya bahwa hal tersebut memiliki dampak yang lebih besar dan pengaruh pada masyarakat. "
Dia menunjukkan bahwa sebanyak 37 persen dari peserta survei mengatakan bahwa mengekspos perusahaan korup online memiliki efek yang lebih besar daripada melaporkannya ke polisi. Orang-orang biasa semakin bergantung pada ulasan pengguna, katanya, untuk berbagi pendapat dan untuk mempengaruhi bisnis dan pemerintah untuk mengubah perilaku mereka. Misalnya, 34 persen pengguna smartphone melaporkan bahwa mereka berbagi pengalaman, terutama yang buruk, dan 29 persen membacanya.
Tetapi banyak orang melaporkan menjadi prihatin tentang keandalan ulasan online. Bjorn mengatakan sebanyak 46 persen dari mereka yang disurvei ingin memiliki cara untuk mengkonfirmasi jika rumor itu benar atau salah."
Peran yang lebih besar untuk semua
Secara keseluruhan, Bjorn mengatakan, orang-orang optimis tentang perkembangan teknologi.
"Mereka melihat bahwa hal ini memiliki pengaruh yang lebih besar dan juga, sebenarnya mereka melihat hal-hal seperti demokratisasi teknlogi pada pendidikan di seluruh dunia," kata Bjorn.
Semua ini akan mempengaruhi perkembangan demokrasi. Mengutip tren jurnalisme warga, yang memiliki lebih dari sekedar pendapat, namun juga peran dalam masyarakat. Dan itu, menyimpulkan laporan Ericsson, menunjukkan bahwa "konsumen semakin penting sebagai influencer pada masa depan evolusi sosial."