Dahsyatnya Efek Pemanasan Global terhadap Kesehatan

By , Minggu, 27 Desember 2015 | 15:00 WIB

Serbuk sari (polen) dan alergen udara  juga meningkat di cuaca panas yang ekstrem. Hal ini dapat memicu asma, yang memengaruhi sekitar 300 juta orang di seluruh dunia. Peningkatan suhu yang sedang berlangsung diduga kuat akan semakin meningkatkan beban kesehatan ini.

Bencana alam dan variabel curah hujan

Secara global, jumlah bencana alam yang berhubungan dengan cuaca dilaporkan naik hingga tiga kali lipat sejak tahun 1960-an. Setiap tahun, bencana ini mengakibatkan lebih dari 60.000 kematian, terutama di negara-negara berkembang.

Naiknya permukaan laut dan kejadian cuaca ekstrim akan semakin menghancurkan tempat tinggal kita, fasilitas medis dan layanan penting lainnya.

Lebih dari separuh  populasi dunia hidup di wilayah yang hanya berjarak 60 km dari laut. Mereka akan terpaksa pindah, dan pada gilirannya, risiko berbagai efek kesehatan akan semakin tinggi, termasuk gangguan mental dan penyakit menular.

Naiknya variabel curah hujan, air hujan dan air tanah yang mengandung asam akibat polusi, secara langsung memengaruhi suplai air bersih di seluruh dunia.

Kurangnya air bersih terbukti dapat meningkatkan risiko penyakit diare, yang membunuh sekitar 760.000 anak-anak berusia di bawah usia 5 tahun, setiap tahun. Dalam kasus ekstrim, kelangkaan air menyebabkan kekeringan dan kelaparan.

Pada akhir abad ke-21, perubahan iklim cenderung meningkatkan frekuensi dan intensitas kekeringan dalam skala regional dan global.

Frekuensi dan intensitas banjir juga meningkat, begitupun dengan curah hujan yang ekstrim. Banjir mencemari persediaan air tawar, meningkatkan risiko penyakit yang terbawa air, dan menciptakan tempat berkembang biak bagi serangga pembawa penyakit seperti nyamuk dan tikus.

Banjir juga menyebabkan luka-luka fisik dan mental yang tidak terhitung, rumah-rumah rusak, mengganggu pasokan medis, makanan dan pelayanan kesehatan.

Meningkatnya suhu dan variabel curah hujan,  cenderung menurunkan produksi makanan pokok di banyak daerah. Hal ini akan meningkatkan prevalensi gizi buruk, yang sampai saat ini menyebabkan 3,1 juta kematian setiap tahun.

!break!

Pola infeksi