Jelaga Dapat Percepat Laju Pencairan Es di Kutub

By , Senin, 28 Desember 2015 | 13:00 WIB

Mengurangi emisi karbon hitam bisa memiliki efek penting pada pemanasan Arktik. Pengurangan karbon hitam secara global dalam karbon hitam dan polutan udara yang dipancarkan bisa mengurangi pemanasan Arktik hingga 0.25C (0.5F) pada tahun 2025. Sehingga memperlambat laju salju dan es mencair, menurut sebuah kajian ilmiah baru oleh AMAP, sebuah kelompok kerja Dewan Arktik.

Julia Schmale, dari Laboratorium Atmosfer Kimia di Paul Scherrer Institute di Swiss, baru-baru ini menulis di Nature Climate Change, bahwa pemotongan agresif untuk karbon dioksida dikombinasikan dengan penurunan emisi karbon hitam bisa mengurangi pemanasan Arktik hingga 0,7 derajat Celsius (1.3F) pada tahun 2050.

Teknologi untuk mengurangi emisi sudah ada dalam banyak kasus. Dengan beralih bahan bakar dan menginstal scrubber yang menangkap partikel kecil, industri perkapalan bisa mengurangi emisi karbon hitam hingga 70 persen. [Baca: Hewan-Hewan yang Bertahan di Kutub]

Salah satu prioritas selama kepemimpinan Amerika Serikat di Dewan Arktik akan memberikan masyarakat kecil akses energi terbarukan sehingga mereka mengurangi penggunaan bahan bakar diesel. Industri minyak, gas dan pertambangan, terutama di Rusia, adalah target tambahan.

Tentu saja, Arktik tidak akan menjadi satu-satunya penerima manfaat dari berkurangnya emisi karbon hitam. Polutan juga memiliki efek negatif pada kualitas udara. Lebih sedikit emisi berarti udara bersih secara global, dan bisa menyelamatkan jutaan nyawa.