Mengingat Kembali <i>Empu Ageng</i> Edhi Sunarso, Seniman Patung Legendaris Indonesia

By , Selasa, 5 Januari 2016 | 15:00 WIB

Proses pembuatan Patung Dirgantara bisa dikatakan tak semulus kedua monumen yang sudah dibuat sebelumnya. Saat itu posisi Bung Karno menjadi tidak stabil akibat kisruh politik 1965. Proses pembuatan patung pun tersendat. Edhi terlilit hutang untuk menyelesaikannya. [Baca juga: Tim Konservasi Cagar Budaya Temui Pembuat Patung Pancoran]

Bung Karno sangat berharap patung Dirgantara bisa berdiri tegak. Bung Karno bahkan menjual salah satu mobil pribadinya untuk melunasi pembuatan patung itu agar proses pembuatan patung dapat dilanjutkan. Meski saat itu kesehatan Bung Karno berada dalam kondisi sakit parah, Bung Karno tetap melihat prosesnya. Namun, saat patung hampir selesai, Bung Karno wafat. Ia tak pernah meresmikannya.!break!

Edhi merupakan seorang seniman patung yang telah menorehkan sejarah bagi negeri ini. Ia merancang dan mencipta sejumlah patung bersejarah yang kini menjadi monumen wajah Jakarta bahkan Indonesia. Edhi mendapat gelar Empu Ageng dari Institut Seni Indonesia, Yogyakarta.

Sepanjang kariernya sebagai seniman patung, Edhi telah menerima berbagai penghargaan. Pada tahun 1953, Ia menerima penghargaan sebagai pemenang II Sayembara Seni Patung Dunia di London-Inggris. Ia juga menerima medali emas untuk The Best Exhibit dalam All India Fine Art & Craft Exhibition tahun 1957. Pada tahun 1984, Pemerintah RI menganugerahinya Penghargaan Seni untuk Karya Monumental.

Ia juga kerap menggelar karya-karyanya. Pada tahun 1957, Edhi menggelar Pameran Tunggal di Calcuta dan Shantiniketan, India. Sejak itu, ia aktif menggelar dan mengikut pameran di berbagai negara; Perancis, Belanda, Belgia, India, Jepang, Rumania. Di Indonesia, hampir seluruh kota besar seperti di Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta ia pernah menggelar berbagai karyanya.

Sang Empu Ageng itu kini memang telah tiada,  namun semangatnya abadi. Menjelma dalam karya-karyanya yang ekspresif dan monumental. Selamat jalan, Edhi Soenarso.