Tim Morwood kemudian mengubah fokus ke Sulawesi. Pada tahun 2007, ketika van den Bergh berjalan anggota di jalan yang baru dibangun Talepu dan menemukan alat-alat batu di lereng bukit. “Ada banyak artefak, kami hanya harus menggali di sana,” kata van den Bergh. “Kami cukup beruntuk, saya kira.”
Tim menggali situs tersebut dari 2007 hingga 2012. Waktu itu, Morwood yakin bahwa alat yang mereka temukan setidaknya setua sisa-sisa fosil di Flores.
Akan tetapi geokimia rumit Talepu ini mempersulit upaya penanggalan peralatan batu, sampai saat Bo Li, dari University of Wollongong menggunakan metode penanggalan rumit yang di sebut MET-pIRIR pada butiran mineral yang ditemukan di peralatan batu. Ketika ia menggabungkan penanggalan mineral dengan data lain, Li menyimpulkan bahwa peralatan tersebut berasal dari sekitar 118.000 dan 194.000 tahun lalu, dan tak lebih dari 780.000 tahun.
Morwood meninggal sebelum ia menerima konfirmasi dari asal-usul batu-batu kuno. Rekan-rekannya, bagaimana pun, tetap menjaga agar visinya tetap hidup dan berencana untuk kembali ke Sulawesi untuk berburu fosil manusia misterius yang tertinggal di lembah tepi sungai.
Ketika ditanya apa yang akan dilakukan Morwood setelah menerbitkan penelitiannya, Brumm menjawab, “Dengan binar dimatanya, dia akan berkata, ‘Jadi di mana kita akan menggali berikutnya?’ Dia bukanlah orang yang senang bergelimang dalam kemuliaan. Saat ini ada fosil hominin menarik lain yang menunggu untuk ditemukan. Dia pasti sangat ingin menemukannya.”