Bir Mesir Seperti Bubur Digunakan Untuk Ritual Sejak 5.800 Tahun Lalu

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 9 Desember 2021 | 12:00 WIB
Rekonstruksi gelas bir dan toples dari Mesir awal. ()

Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru yang diterbitkan dalam Journal of Anthropological Archaeology telah mengungkapkan bahwa bir Mesir diproduksi dan dikonsumsi sebagai makanan pokok serta untuk tujuan ritual sejak 5.800 tahun yang lalu.

Selain itu, bir Mesir, menurut penelitian, mempengaruhi stratifikasi masyarakat Mesir serta munculnya negara kesatuan. Penelitian ini dilakukan oleh tim arkeolog yang dipimpin oleh Profesor Jiajing Wang dari Universitas Dartmouth di New Hampshire.

Studi bir Mesir menganalisis fragmen tembikar yang ditemukan di Hierakonpolis (atau Nekhen), sebuah situs arkeologi di Mesir selatan. Fragmen tersebut berasal dari antara 3800 dan 3600 SM, yaitu sekitar 600 tahun sebelum Mesir bersatu menjadi satu negara di bawah firaun Narmer. Narmer diyakini oleh para sejarawan sebagai pendiri Dinasti Pertama dan firaun pertama dari Mesir yang bersatu.

Bukti Produksi Bir Mesir Kuno

Tim peneliti menemukan residu bir dalam pecahan tembikar yang awalnya terdiri dari lima toples berwarna jerami dengan alas datar, yang tampaknya telah digunakan untuk penyimpanan dan pengangkutan minuman tersebut. Empat bejana berbentuk gelas dari barang-barang tanah liat hitam, khas periode Pradinastik, juga mengungkapkan residu bir dan mungkin digunakan sebagai cangkir minum.

Analisis residu mikrofosil dilakukan pada 33 fragmen wadah keramik, yang menghasilkan penemuan butiran pati, sel ragi dan sejumlah kecil fitolit, struktur sangat kecil dalam jaringan tanaman yang tetap ada bahkan setelah sisa tanaman membusuk. Para peneliti juga menemukan kristal kecil "batu bir" atau kalsium oksalat, sejenis kerak yang dibentuk oleh reaksi kimia.

Bahan tanaman dalam residu menunjukkan bahwa tumbukan bir disaring untuk menghilangkan sekam sereal. Bukti kerusakan pati, hasil gabungan dari malting dan tumbuk di dekat awal pembuatan bir juga ditemukan. Proses ini cukup khas untuk pembuatan bir dan menunjukkan kuat pada orang Mesir Pradinastik yang mengonsumsi bir.

Analisis residu menunjukkan bahwa bir Mesir kuno memiliki konsistensi kental, keruh, seperti bubur dan kandungan alkoholnya rendah. Itu diseduh dari gandum, barley, dan rumput.

“Birnya mungkin seperti bubur kental, dan merupakan makanan pokok yang dikonsumsi oleh semua orang. Pada saat yang sama, juga dikonsumsi secara ritual pada acara-acara khusus,” kata Wang penulis utama studi.

Apakah Bir Mesir Berperan dalam Pembentukan Negara?

Berdasarkan penggalian sebelumnya, pembuatan bir diyakini telah menjadi tugas yang sangat terorganisir dan khusus. Penggalian baru-baru ini telah menemukan lebih dari selusin situs pembuatan bir, menunjukkan bahwa minuman tersebut memainkan peran penting dalam pengembangan masyarakat yang kompleks dan ekspresi kekuasaan dan status.

Gambar ini menunjukkan bir Mesir kuno dikonsumsi melalui tabung panjang. (Historical Eve)

Setidaknya selusin "instalasi" telah ditemukan dengan kapasitas pembuatan bir mulai dari 390 hingga 1.000 liter (103 hingga 264 galon).

Para peneliti mengklaim bahwa mereka memiliki bukti ilmiah pertama untuk tradisi panjang toples bir di Mesir, wadah khusus untuk penyimpanan, transportasi, dan konsumsi bir. Fragmen pertama dari kapal tersebut milik budaya awal Naqada II (juga dikenal sebagai budaya Gerzean), berasal dari antara 3500 dan 3200 SM dari periode Predinastik.

Tim peneliti merasa bahwa hasil studi mereka menunjukkan kemungkinan produksi bir Mesir berkontribusi pada integrasi ekonomi dan budaya masyarakat, kebangkitan strata elit, dan persatuan Mesir.

Fragmen tembikar seperti inilah yang dianalisis untuk residu mikrofosil seperti yang ditinggalkan oleh bir Mesir kuno. (Journal of Anthropological Archaeology )

Manusia telah memproduksi dan mengkonsumsi bir selama ribuan tahun dan bukti pertama minum bir berasal dari Cina sejauh 9.000 tahun yang lalu. Gulungan papirus menunjukkan bahwa pembuatan bir dimulai di Mesir sekitar 5000 SM.

 Kurma, delima, dan herbal asli digunakan untuk proses tersebut. Sekitar 3150 SM pabrik bir besar Mesir dipasang untuk menyediakan bir bagi para pekerja yang membangun piramida di Giza. Studi baru memberikan bukti lainnya yakni untuk minum bir di Mesir kuno, sangat berperan penting dalam ekonomi, masyarakat, pemerintahan, dan budaya awal dinasti Mesir.

Baca Juga: Sisa Bir dalam Kendi Tua di Tiongkok Ini Berusia 9.000 Tahun