Temuan Tembok Abad Pertengahan Di Bawah Gedung Parlemen Belanda

By Maria Gabrielle, Jumat, 10 Desember 2021 | 13:00 WIB
Temuan tembok dari abad ke-13 di bawah gedung parlemen Belanda. (Municipality of The Hague)

Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog Belanda dikejutkan dengan temuan sisa-sisa tembok abad pertengahan yang ditemukan di bawah gedung parlemen Belanda 'Binnenhof' di Den Haag. Awalnya, gedung tersebut sedang dipersiapkan untuk renovasi, sebagai bagian dari prosedur, arkeolog dilibatkan untuk memindai gedung tersebut untuk mencari benda-benda historis. Saat itulah para arkeolog menemukan sisa-sisa tembok abad pertengahan.

Dilansir dari Ancient Origins, dalam siaran pers Municipality of the Hague disebutkan tembok tersebut mungkin dibangun pada masa pemerintahan Floris V. Beliau merupakan salah satu orang terpenting dalam sejarah Belanda.

Tembok diperkirakan dibangun pada abad ke-13 ketika negara Belanda (The Netherlands) belum berdiri. Tembok abad pertengahan tampaknya dibangun kira-kira pada waktu yang sama dengan Ridderzaal atau Hall of Knights (aula ksatria) bangunan utama Binnenhof.

Kendati demikian, masih belum dapat dipastikan apakah tembok itu terhubung ke Ridderzaal dan diperlukan penggalian lebih lanjut untuk memastikan hal ini. Untuk saat ini tampaknya masuk akal bahwa tembok itu adalah bagian dari bangunan lain milik bangsawan Belanda. Tembok tersebut mungkin bagian dari gerbang yang mengontrol akses ke tempat tinggal bangsawan dan ksatria yang lebih rendah.

Kemegahan istana Belanda terlihat dari bahan yang digunakan untuk membangun tembok tersebut. Batu bata besar digunakan untuk mendirikannya menunjukkan kekayaan dan kemakmuran bangsawan Belanda.

Pada abad ke-13, sebagian besar bangunan di Den Haag terdiri dari kayu dengan atap jerami. Sebab untuk menggunakan batu bata dalam sebuah konstruksi, batu bata sebelumnya harus dipanggang, sebuah proses yang membutuhkan kayu dalam jumlah besar. Hanya bangsawan yang mampu memiliki pengeluaran setinggi itu.

"Peta tua yang ada relatif sedikit menjelaskan Binnenhof, jadi kami sekarang benar-benar mencari tahu apa yang sebenarnya ada di tempat tersebut. Hal yang menarik adalah bahwa kita mengetahui bahwa bahan bangunan (batu bata) telah digunakan pada akhir abad pertengahan,” jelas arkeolog Monique van Veen yang terlibat dalam penggalian ini, dalam siaran pers.

“Terutama pada masa itu batu bata adalah produk yang mahal, fakta bahwa kami sekarang telah menemukan penggunaan batu bata dari periode awal tempat ini dibangun membuat penelitian ini menjadi istimewa. Ditambah bahwa kami bekerja di sini, mungkin di tempat paling bersejarah di Belanda, pusat pemerintahan negara kami,” lanjutnya.

Baca Juga: Dia, Janda dari Hindia

Ridderzaal, aula ksatria yang dibangun oleh Floris V. (Herman Luyken / Wikimedia Commons)

Selain itu, batu bata yang digunakan untuk membangun tembok ini berukuran besar dan disebut bentuk monastik. Memanggang batu bata yang lebih besar, lebih mahal daripada menggunakan batu bata standar.

Hal ini menunjukan para bangsawan Belanda pada saat itu seolah-olah ingin menunjukkan kekuatan dan keunggulan mereka kepada semua orang yang mengunjungi istana mereka. Kala itu, Belanda memang berkembang dan makmur di bawah pemerintahan Floris V, tembok yang baru ditemukan mungkin merupakan bukti kekuasaan.

Mencari tahu bagaimana bangunan-bangunan di sekitar "Inner Court" terhubung satu sama lain adalah tugas yang berat bagi para arkeolog dan sejarawan yang bekerja di lokasi parlemen Belanda modern. Selama berabad-abad, begitu banyak yang berubah di situs ini sehingga misterinya masih belum sepenuhnya terpecahkan.

 

Untungnya, penggalian saat ini memberikan informasi yang berharga untuk membantu memetakan area Binnenhof pada masa lampau. Pada November 2021, sebuah tangga abad ke-15 ditemukan di dekatnya. Dua tahun sebelumnya, tembok abad ke-13 lainnya ditemukan di bawah Inner Court. Temuan ini membantu para ilmuwan merekonstruksi bagaimana pusat politik Den Haag terlihat selama abad pertengahan.

Dengan menggunakan detail arkeologi semacam itu, tim arkeolog dapat memproduksi model tiga dimensi dari situs di bawah gedung parlemen Belanda saat ini yang diperbarui dengan semua temuan arkeologi terbaru di area tersebut. Sisa-sisa tembok abad pertengahan yang ditemukan tidak akan dipindahkan setelah pemeriksaan menyeluruh selesai dilakukan. Setelah data untuk mode rekonstruksi berhasil didapatkan, tembok tersebut akan ditutup kembali.

 Baca Juga: Teror Tahun 1975 di Belanda, Menagih Janji Maluku Selatan yang Merdeka