Migrasi Manusia ke Asia Diduga Jauh lebih Awal dari Perkiraan

By , Jumat, 5 Februari 2016 | 17:00 WIB

Pertama kalinya manusia purba meninggalkan Afrika ternyata setengah juta lebih awal daripada yang pernah kita pikirkan. Kesimpulan tersebut didapat dari analisis peralatan batu dan tiga tulang sapi dengan tanda-tanda potongan yang ditemukan di Asia. Akan tetapi, belum semua orang yakin.

Tim gabungan India dan Perancis menemukan artefak di Bukit Siwalik, sekitar 300 kilometer di utara New Delhi, India, dimana aktivitas tektonik telah menyingkap batuan dasar yang bertanggal setidaknya 2,6 juta tahun.

Tulang dan peralatan batu yang ditemukan tergeletak di permukaan, sehingga membuat penanggalan mereka agak menjebak.

Tapi mengingat bahwa artefak tersebut langka ditemukan di bebatuan sekitar singkapan, dan penemuan terbaru yang diawetkan dengan cara yang sama seperti yang sebelumnya ditemukan di batuan dasar kuno, artefak-artefak tersebut mungkin terkikis dari batuan dasar dimana mereka duduk.

"Tidak ada keraguan tentang asal-usul mereka,” ujar wakil pemimpin tim, Mukesh Singh dari Perkumpulan Peneliti Arkeologi dan Antropologi di India, yang menjelajahi daerah tersebut antara tahun 2003-2015 untuk menemukan tanda-tanda aktivitas manusia purba.

Pemeriksaan tim dari goresan yang terdapat di tulang menunjukkan bahwa itu akibat peralatan batu. “Kami benar-benar yakin,” kata Singh. “Hominin tinggal di dataran banjir sub-Himalaya 2,6 juta tahun lalu.

Bukti paling awal yang diterima tentang manusia purba di luar Afrika sejauh ini adalah sisa-sisa fosil Homo erectus  yang ditemukan di sebuah situs di Dmanisi, Georgia, yang bertanggal 1,85 juta tahun.

Diambil pada nilai nominal, penemuan baru menunjukkan bahwa genus Homo kita telah bermigrasi ke Asia jauh lebih awal.

Kemungkinan lain adalah bahwa temuan Siwalik adalah bukti bahwa hominin mirip kera awal genus Australopithecus hidup di Asia serta Afrika.

Tapi Anne Dambricourt Malassé dari Institute of Human Paleontologi di Paris yang juga menjadi salah satu wakil pemimpin tim, mengatakan bahwa ini tidak mungkin karena australopith beradaptasi untuk hidup di pohon-pohon dan mungkin tidak akan melakukan migrasi panjang di savana.

Yves Coppens dari College de France di Paris telah lama mendukung gagasan bahwa hominin meninggalkan Afrika jauh lebih awal dari 2,5 juta tahun. Dia mendorong tim untuk mengeksplorasi artefak tua Siwaliks dan menawarkan saran setelah mereka telah menemukan artefak. "Saya mendorong mereka untuk memeriksa dan memeriksa ulang," katanya.!break!

Perlu bukti lebih banyak