Apakah Virus Zika Benar-benar Dapat Ditularkan melalui Hubungan Seksual ?

By , Jumat, 5 Februari 2016 | 18:00 WIB

Informasi tentang Zika saat ini sedang menyebar secara eksplosif hampir ke seluruh dunia dan nampaknya informasi terbaru terkait dengan virus ini akan selalu berubah setiap hari.

Selasa, Para peneliti melaporkan bahwa ada seorang penduduk Dallas tertular virus saat berhubungan seks, bakan dari sebuah gigitan nyamuk. Hal ini memunculkan sebuah pertanyaan terbaru mengenai virus yang sudah diikuti terus selama beberapa tahun belakang.

"Virus ini sangat menakutkan," kata Didier Musso, yang mempelajari wabah virus Zika selama 2013-2014 di pulau-pulau Polinesia Prancis.

Banyak rincian tentang virus ini yang menjadi misteri, termasuk evolusinya, dan kemungkinan penularannya melalui hubungan seksual, dan apakah risiko semacam ini akan menyulitkan untuk melawan virus tersebut ?

"Ini adalah penyakit yang sangat baru, hal ini kemungkinan akan menjawab semua pertanyaan selama 10 tahun, namun tidak hari ini," kata Musso, direktur dari penyakit menular dari Institute Louis Malardé di Tahiti yang berada di Polinesia Prancis.

Meskipun Zika pertama kali ditemukan pada tahun 1947 di Uganda, hanya ada 14 kasus yang menginfeksi manusia yang sudah dijelaskan di Afrika dan Asia Tenggara, dimana kemudian virus ini menyebar ke para wisatawan.

Penyebaran Zika sudah dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir di Puerto Rico dan di US Virgin Islands, namun pada laporan hari selasa, penularan melalui seksuia adalah yang pertama kali di daratan Amerika.

Baca juga : Cara Efektif Melindungi Diri dari Virus Zika

Sebagian besar dari yang sudah kita ketahui tentang penyakit nyamuk ini berasal dari wabah yang terjadi di Polinesia Prancis pada tahun 2013, dengan perkiraan sebanyak 32.000 jiwa terinfeksi virus ini dari populasi sebanyak 270.000. Meskipun Zika sudah dianggap sebagai penyakit dengan gejala ringan, 80% dari korban dari kasus Polinesia Prancis mengatakan bahwa virus ini dapat menyebabkan komplikasi yang sangat parah dan lebih mengancam daripada yang sudah diketahui selama ini.

Pada bulan Oktober, Seorang Dokter anak di Brazil mulai khawatir karena adanya peningkatan jumlah bayi yang mengalami kerusakan otak dan lahir dengan kondisi kepala yang disebut sebagai mikrosepalus dan kemungkinan karena Zika. Pada tanggal 19 Januari, US Center for Disease Control and Prevention memperingatkan para ibu hamil untuk menghindari perjalanan ke 20 negara di wilayah Karibia dan Tengah dan Selatan.

Meskipun belum dikonfirmasi secara resmi, sepertinya juga sudah pernah nampak bahwa ada gejala yang lebih serius dalam masalah neurologis lainnya, termasuk penyakit Guillain-Barré yang dapat menyebabkan kelumpuhan sementara. Musso , percaya bahwa virus ini bisa berpindah dari Polinesia ke Brazil selama perlombaan kano internasional pada tahun 2014, ia mengatakan bahwa sangat yakin bahwa ini ada kaitannya.

"Pertanyaan besarnya ialah, apa yang sebenarnya membawa perubahan dalam patologi?" tanya Dr. Leslie Lobel dari Ben-Gurion UNiversity of the Negev di Beer-Sheva, Israel yang menambahkan bahwa analisis genetik yang akhirnya harus mengukapkan jawabannya.

Transmisi Seksual

Memang belum jelas bagaimana kemungkinan perpindahan virus ini melalui hubungan seksual."ini adalah sesuatu yang saya tidak pikir akan terjadi,"Kata Lobel, yang juga bekerja di Uganda Virus Research Insitute di Entebbe.

Lobel mengatakan dia tidak berfikir penularan melalui hubungan seksual terjadi dengan mudah, namun jika tidak, para pejabat kesehatan kemungkinan akan memiliki waktu yang lebih sulit untuk menghentikan virus ini.

Ini bukan pertama kalinya Zika telah ditularkan melalui hubungan seksual. Pada tahun 2008, seorang ilmuwan Amerika mempelajari virus nyamuk di Senegal, tenyata istrinya terinfeksi sebuah virus ketika ia kembali, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2011.

Musso katanya juga melaporkan penularan melalui hubungan seksual adalah kasus yang jarang di Polinesia, meskipun ia berpikir bahwa Zika tetap penyakit utama yang dibawa oleh Nyamuk.

Baca juga : Virus Zika Sudah Menyebar ke 27 Negara

"Saya pikir ini berati kita perlu memberikan nasihat kepada para wisatawan untuk memiliki seks yang aman, " kata Dr. Davidson Hamer dari Boston University School of Public Health dan School of Medicine. "Sampao kita tahu lebih banyak berapa lama risiko ini setelah terinfeksi, kita perlu berhati-hati dalam aktivitas seksual, terutama untuk mereka yang berencana untuk hamil."

Dan saat ini sudah jelas bahwa virus Ebola tetap berada di dalam air mani dan dapat ditularkan selama enam bulan setelah tes darah .Virus ini mirip dengan Zika, termasuk demam berdarah dan West Nile yang sudah terlihat dapat bertahan di dalam cairan tubuh dan sebagian besar di dalam urin.

Air mani dan beberapa bagian lain dari tubuh memiliki sistem kekebalan tubuh yang istimewa. Sangat sulit untuk tertular dengan virus, dan lebih sulit pula bagi tubuh kita untuk membersihkan mereka, kata para ilmuwan.

Jika Zika virus bisa dapat bertahan lama di dalam air mani, kemungkinan sementara di dalam urin bahkan air liru, meskipun tidak jelas apakah virus ini dapat ditularkan melalui kontak fisik, kata Hamer.

Hamer mengatakan bahwa Ia berpikir bahwa Zika mungkin selalu hadir di dalam cairan tubuh, sedangkan menurut Lobel, ia mengatakan bahwa peneliti harus mulai segera menguji cairan tubuh lainnya untuk menentukan tingkat penularannya.

"Kita tidak bisa berasumsi apa-apa kecuali kita sudah benar-benar menguji semuanya," katanya.

Menurut Lobel dan Hamer, agar kita tetap berhati-hati namun tidak panik. Ancaman terhadap Amerika dari Zika masih sangat rendah, meskipun wanita hamil harus menghindari perjalanannya ker daerah selatan serta menghindari hubungan seks tanpa kondom dengan seseorang yang sudah atau baru saja kembali dari perjalanan dari daerah Selatan dalam dua minggu terakhir.

Baca juga : Ilmuwan Perkirakan Butuh 10 Tahun Temukan Vaksin Virus Zika