Hasil Studi: Mikroplastik Sebabkan Kerusakan Sel Tubuh Manusia

By Maria Gabrielle, Sabtu, 11 Desember 2021 | 12:00 WIB
Mikroplastik tidak hanya membahayakan bumi tapi juga manusia. (Oregon State University / Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id - Hasil studi baru mengungkapkan bahwa mikroplastik dapat menyebabkan kerusakan pada sel manusia. Potongan plastik yang berukuran kurang dari lima milimeter ini tidak hanya membahayakan alam tetapi juga manusia.

Dilansir dari The Guardian, polusi mikroplastik sendiri telah mencemari bumi ini. Tanpa disadari manusia, melalui makanan dan air, mengonsumsi partikel kecil ini. Studi ini merupakan yang pertama menunjukkan bahayanya termasuk kematian sel dan reaksi alergi pada tingkat yang relevan dengan paparan manusia.

Hanya saja, dampak kesehatan bagi tubuh manusia masih samar karena tidak diketahui berapa mikroplastik berada dalam tubuh sampai akhirnya dikeluarkan. Penelitian ini menganalisis 17 penelitian sebelumnya yang melihat dampak toksikologi mikroplastik pada lini sel manusia.

Para ilmuwan membandingkan tingkat mikroplastik yang menyebabkan kerusakan sel dengan tingkat yang dikonsumsi manusia melalui air minum, makanan laut, dan garam meja yang terkontaminasi. Mereka mendapati jenis kerusakan tertentu—kematian sel, respons alergi, dan kerusakan dinding sel disebabkan oleh tingkat mikroplastik yang dicerna manusia.

“Efek berbahaya pada sel dalam banyak kasus merupakan peristiwa awal yang memengaruhi kesehatan. Kita patut prihatin. Saat ini, tidak ada cara untuk melindungi diri kita sendiri,” ujar Evangelos Danopoulos dari Hull York Medical School, Inggris.

Baca Juga: Mikroplastik Kita Mulai Mencemari Kawasan Terpencil Antarktika

Studi ini telah dipublikasikan di Journal of Hazardous Materials dengan judul A rapid review and meta-regression analyses of the toxicological impacts of microplastic exposure in human cells pada 24 November 2021. Penelitian di masa depan dapat memungkinkan untuk mengidentifikasi makanan yang paling terkontaminasi dan menghindarinya.

Namun solusi utamanya adalah menghentikan hilangnya sampah plastik. “Begitu plastik ada di lingkungan, kita tidak bisa benar-benar mengeluarkannya,” tutur Evangelos Danopoulos yang juga bertindak sebagai pemimpin penelitian.

Penelitian tentang dampak mikroplastik pada kesehatan meningkat dengan cepat. Evangelos Danopoulos mengungkapkan ini adalah hal yang baik. Karena kita terpapar partikel ini setiap hari.

“Kita memakannya, kita menghirupnya, dan kita tidak benar-benar tahu bagaimana mereka bereaksi dengan tubuh kita begitu mereka (mikroplastik) masuk,” ungkapnya.

Penelitian juga menunjukkan mikroplastik berbentuk tidak beraturan, menyebabkan lebih banyak kematian sel daripada yang berbentuk bola (spherical). Hal ini penting untuk penelitian di masa depan, karena banyak mikroplastik yang dibeli untuk digunakan dalam eksperimen laboratorium berbentuk bulat. Oleh karena itu mungkin tidak mewakili partikel yang dicerna manusia.

“Penelitian ini membantu menginformasikan di mana penelitian seharusnya mencari untuk menemukan (sesuatu) yang berdampak di dunia nyata,” ujar Steve Allen, seorang peneliti mikroplastik.

“Sangat menarik bahwa bentuk (mikroplastik) sangat penting untuk toksisitas, menegaskan apa yang diyakini oleh banyak peneliti polusi plastik bahwa bola (mikroplastik) yang digunakan dalam eksperimen laboratorium mungkin tidak menunjukkan efek di dunia nyata,” tambahnya.

Baca Juga: Para Peneliti Ini Mencoba Memetakan Mikroplastik di Seluruh Dunia

Evangelos Danopoulos mengatakan langkah selanjutnya bagi para peneliti adalah melihat studi tentang bahaya mikroplastik pada hewan laboratorium. Pada bulan Maret, sebuah penelitian menunjukkan bahwa partikel plastik kecil di paru-paru tikus hamil masuk dengan cepat ke jantung, otak, dan organ lain di janin mereka.

Dari penelitian lainnya di bulan Oktober 2020 lalu para ilmuwan menujukkan bahwa bayi yang diberi susu formula dalam botol plastik menelan jutaan partikel setiap hari. Lalu pada Desember tahun 2020, dilaporkan adanya mikroplastik di plasenta bayi yang belum lahir. Hal ini menurut para peneliti adalah masalah yang sangat memprihatinkan.

Partikel tersebut ditemukan di plasenta dari empat wanita sehat yang memiliki kehamilan dan kelahiran normal. Mikroplastik terdeteksi di kedua sisi, janin dan ibu dan di membran di mana janin berkembang. Dari semua partikel yang dianalisis adalah plastik yang telah diwarnai dengan warna biru, merah, oranye, atau merah muda dan mungkin berasal dari kemasan, cat, atau kosmetik dan produk perawatan pribadi.