Nationalgeographic.co.id—Pada 2019, Clara Leistenschneider untuk kali kedua dia menyambangi Laut Weddell, Antarktika, dalam ekspedisi. Tak sendiri, dia datang bersama tim peneliti dengan kapal Polarstern, demi sebuah pengamatannya terkait mikroplastik, sekaligus tugasnya sebagai kandidat doktor di Department of Environmental Sciences, University of Basel, Swiss.
Jika kalian melihat di peta, Laut Weddell adalah bagian Antarktika yang dekat dengan Amerika Selatan, dan langsung terhubung dengan Samudra Selatan dan Atlantik Selatan. Kawasan ini merupakan salah satu tempat terisolasi di Kutub Selatan, yang juga berkontribusi pada sirkulasi termohalin global--siklus arus samudra berskala besar karena dorongan panas.
"Ini adalah pertama kalinya studi lingkup ini dilakukan di Antarktika," ujar Leistenschneider, di Eurekalert. Lewat ekspedisi pertama dan kedua, dia mendapatkan 34 sampel air di permukaan Laut Weddell, dan 79 sampel di bawah permukaan.
Penelitian yang dilakukannya bersama tim mengungkap bahwa mikroplastik telah jauh menyusuri tempat terpencil yang sepi dari manusia, seperti Antarktika.
Mikroplastik didapati mereka setelah menyaring sekitar delapan juta liter air laut. Laporan itu tersedia secara daring di jurnal Environmental Sciences and Technology, Minggu 28 November.
Dia menambahkan, penelitian mikroplastik di Antarktika sebenarnya sudah pernah dilakukan, tetapi hanya di daerah yang mempunyai banyuak stasiun penelitian, laju transportasi, dan orang.
Penelitian sebelumnya dipimpin oleh Patricia Holm dari University of Basel dan Gunnar Gerdts dari Alfred-Wegener Insitute (AWI), dan berhipotesis bahwa Laut Weddell yang terpencil memiliki kandungan mikroplastik yang jauh lebih rendah.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | eurekalert,pubs.acs.org |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR