Stress Ringan Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan

By , Minggu, 25 September 2016 | 11:00 WIB

Stres kemungkinan dapat membantu kita menurunkan berat badan, para peneliti sudah menemukan.

Para ilmuan asal Inggris menemukan bahwa ketika orang-orang berada di bawah tekanan psikologis, proses tersebut dapat memicu dengan cepat pembakaran kalori.

Para ahli dari Nottingham University menemukan bahwa ketika hormon stress dilepaskan oleh tubuh, lemak sehat "brown fat" diaktifkan, kemudian membakar glukosa dalam tubuh dalam menciptakan panas tubuh.

Para ilmuan menulis di dalam jurnal Experimental Physiology mengatakan bahwah dengan menginduksi stress ringan kemungkinan dapat digunakan bersama diet dalam program penurunan berat badan di masa depan.

Mereka menemukan bahwa bahkan sebuah antisipasi yang dimasukkan ke dalam situasi stres menyebabkan peningkatan level kortisol, hormon yang berhubungan dengan stres.

Peningkatan kortisol ini akan mengaktifkan lemak sehat (Brown Fat) kata para ilmuwan dan dapat menghasilkan panas untuk membakar kalori.

baca juga : 6 Alasan Mengapa Traveling Bisa Menyehatkan

Sekitar 90 persen dari jumlah lemak di tubuh orang dewasa merupakan lemak tidak sehat, yang akan menyerap kalori dan menyimpannya di dalam perut, lemak ini juga dikatakan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Namun sisanya adalah lemak sehat (brown fat) dikenal sebagai jaringan adiposa yang membakar kalori dan menghasilkan panas untuk tubuh.

Bayi dan anak-anak memiliki banyak lemak cokelat agar mereka tetap pada suhu yang hangat.

Tetapi orang dewasa juga memiliki sejumlah kecil lemak coklat yang lebih sehat, dan mereka yang memiliki lebih banyak lemak cokelat ditubuhnya memiliki tubuh yang lebih ramping daripada mereka yang tidak.

Untuk menginduksi stress psikologis ringan, tim Nottingham meminta lima perempuan sehat untuk menjalani tes matematika singkat sambil memantau kadar kortisol dan suhu lemak coklat yang terdapat di leher mereka.

Para ilmuwan menemukan bahwa bahkan sebelum dilakukannya tes matematika , antisipasi yang diuji berhasil memicu respon stress yang intens.