Kemenkominfo Fokuskan Gerakan Menuju Smart City 2021 untuk Dukung Realisasi 10 Destinasi Wisata Prioritas

By Tim Konten, Jumat, 10 Desember 2021 | 12:47 WIB
Pulau Tomia di Wakatobi, Sulawesi Utara (Dok. Shutterstock)

 

Nationalgeographic.co.id – Pulau Dewata alias Bali menjadi destinasi yang umum dituju oleh banyak wisatawan mancanegara.

Untuk mengembangkan sektor pariwisata, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menetapkan 10 destinasi wisata prioritas yang akan menjadi “Bali Baru". 

Adapun 10 destinasi yang dimaksud adalah Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Pulau Morotai di Maluku Utara, Tanjung Kelayang di Kepulauan Bangka Belitung, Danau Toba di Sumatera Utara, dan Wakatobi di Sulawesi Selatan.

Kemudian, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo di Jawa Timur, Likupang di Sulawesi Utara, Raja Ampat di Papua, dan Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur.

Baca Juga: Will Smith Menjelajahi Planet Bumi dalam Serial 'Welcome to Earth'

Guna mendukung perwujudan visi tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memfokuskan Gerakan Menuju Smart City 2021 untuk kabupaten/kota di kawasan tempat destinasi pariwisata prioritas berada.

Sebagai informasi, Gerakan Menuju Smart City merupakan gerakan yang diinisiasi oleh Kemenkominfo sejak 2017 dengan tujuan untuk membimbing pemerintah kota/kabupaten terpilih dalam membuat rencana pembangunan berbasis smart city.

Pada periode 2017-2019, Kemenkominfo melalui gerakan tersebut berhasil membimbing 100 kota/kabupaten terpilih.

Tahun ini, sebanyak 70 kota/kabupaten di sekitar destinasi pariwisata prioritas dan ibukota negara baru menjadi peserta. Sebanyak 48 kota/kabupaten di antaranya menjalani serangkaian bimbingan teknis yang dipimpin akademisi dan praktisi smart city.

Baca Juga: Apa yang Membuat Penduduk Desa Ogimi di Okinawa Berumur Panjang?

Selama bimbingan teknis, setiap kota/kabupaten menyusun masterplan pembangunan berbasis smart city yang disesuaikan dengan situasi lapangan dan potensi masing-masing. Tujuannya, agar setiap rencana yang dibuat dapat dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat.

Sebagai panduan, rencana pembangunan juga didasarkan pada dua dari enam pilar smart city. Pilar pertama adalah smart branding yang ditujukan untuk mendorong kota/kabupaten menciptakan city branding agar segala potensi unggulan kota/kabupaten dikenal pada skala nasional dan internasional.