Selandia Baru Akan Tetapkan Larangan Merokok untuk Semua Orang Dewasa

By Utomo Priyambodo, Selasa, 14 Desember 2021 | 12:00 WIB
Ilustrasi berhenti merokok. (MarcBruxelle/Getty Images/iStockphoto)

Selain secara berkala menaikkan usia legal untuk merokok, undang-undang baru ini juga akan secara drastis membatasi jumlah nikotin yang dapat dikandung rokok, sekaligus mengurangi jumlah gerai yang diizinkan untuk menjual produk tembakau tersebut. Saat ini, sekitar 8.000 toko di seluruh Selandia Baru memiliki izin untuk menjual rokok. Namun angka ini diperkirakan akan turun hingga di bawah 500 pada saat undang-undang baru tersebut berlaku penuh.

"Kerugian terkait merokok sangat lazim di masyarakat Māori, Pasifik, dan berpenghasilan rendah kami," tambah Verrall seperti dilansir IFL Science. Itulah sebabnya pemerintah telah berkomitmen untuk memastikan ada "kepemimpinan Māori dan pengambilan keputusan di semua tingkat rencana aksi ini."

Menurut The Guardian, sekitar 29 persen populasi Māori adalah perokok harian. Angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan hanya 12 persen dari keseluruhan populasi Selandia Baru.

"Kami berada di jalur untuk populasi Eropa Selandia Baru [menjadi bebas rokok]," kata Verrall. "Masalahnya adalah, jika kita tidak mengubah apa yang kita lakukan, kita tidak akan berhasil untuk Māori – dan itulah [apa] yang menjadi fokus rencana ini."

Kebijakan progresif ini berisi juga rencana dukungan ekstra untuk membantu para perokok saat ini berhenti merokok. Terutama, membantu para perokok di komunitas Pribumi.

Baca Juga: Sejak Kapan Manusia Merokok? Ini Bukti Tertua Penggunaan Tembakau

Beberapa kritikus berpendapat bahwa langkah tersebut dapat memicu peningkatan penggunaan produk vape yang tidak terpengaruh oleh undang-undang baru atau mengarahkan para perokok ke pasar gelap untuk membeli rokok. Namun begitu, sebagian besar pakar kesehatan masyarakat menyambut baik rencana tersebut.

Misalnya, Profesor Janet Hoek dari University of Otago di Wellington menjelaskan bahwa "Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa merokok akan menyebabkan satu miliar kematian abad ini. Rencana Selandia Baru akan memiliki implikasi global yang mengubah lintasan ini dan membuat mengakhiri pandemi merokok menjadi prospek yang realistis."

Sementara itu, Chris Bullen, Profesor Kesehatan Masyarakat di University of Auckland, mengatakan bahwa langkah baru itu "bisa menjadi satu-satunya langkah paling signifikan yang kita ambil sebagai bangsa untuk mengurangi kematian dan penyakit yang dapat dicegah serta mengurangi kesenjangan kesehatan dalam beberapa tahun ke depan."

Baca Juga: Wanita Merokok Lebih Sedikit, Tapi Lebih Kecil Kemungkinan Berhenti